47 WIB
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua(Waka) MPR Ahmad Basarah mengajak semua generasi bangsa terus mensyukuri nikmat persatuan bangsa di tengah multikulturalisme yang subur di negeri ini. Menurutnya keberagaman ini yang menjadi alasan para pendiri bangsa tidak mewariskan militer yang kuat untuk bangsa, melainkan menitipkan Pancasila.
Basarah mengatakan bahwa Pancasila harus dipuji sebab ideologi yang kuat terbukti mampu membentengi bangsa dari perpecahan.
"Bila kekuatan militer yang diwariskan para founding fathers kepada kita, sangat mungkin militer melemah. Ideologi akan terserap dalam jiwa, terlaksana dalam tindakan moral. Dengan Pancasila, bangsa Indonesia bisa mencari sendiri cara-cara luhur untuk memecahkan persoalan kebangsaan yang mereka hadapi,’’ kata Ahmad Basarah dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Hal itu dia sampaikan di depan 9.000 mahasiswa baru Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dalam acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair, Sabtu.
Ahmad kemudian bercerita bahwa pada April 1960, Presiden Soekarno berkunjung ke Yugoslavia. Negeri Balkan ini saat itu dipimpin PM Josep Broz Tito dan Yugoslavia adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1 Februari 1950 melalui PM Edvard Kardelj.
Dalam salah satu obrolan, lanjutnya, Bung Karno bertanya pada Josep Broz Tito apa yang akan diwariskannya kepada Yugoslavia setelah dia wafat. Dengan mantap dia menjawab akan mewariskan angkatan perang yang kuat untuk melindungi keutuhan Yugoslavia.
"Tito kemudian balik bertanya kepada Bung Karno apa yang akan dia wariskan kepada Indonesia jika ia wafat nanti. Bung Karno langsung menjawab dia mewariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa yang akan ditinggalkannya. Terbukti, Indonesia sampai sekarang masih berdiri, tapi setelah Tito wafat tahun 1980, Yugoslavia bubar tahun 1995," katanya.
Selanjutnya, Ahmad juga membahas tema yang diusung dalam acara tersebut yaitu "Urgensi Eskalasi Moral Bagi Generasi Muda." Dia menegaskan bahwa Pancasila bisa mengakar di setiap jiwa anak bangsa sebab ideologi ini memang digali dari nilai-nilai luhur yang mengakar di tengah nenek moyang Nusantara.
"Sejak dulu nenek moyang kita memang bertuhan, menjunjung tinggi kemanusiaan, gemar bersatu dan bergotong royong, lebih memilih musyawarah ketimbang konflik, dan anti pada mereka yang tidak berkeadilan. Makanya, ketika nilai-nilai yang sudah ratusan tahun berkembang di tengah masyarakat itu dirumuskan dalam satu pemikiran bernama Pancasila, dengan sendirinya ideologi ini mudah kita terima," tegas Ahmad Basarah.
Pernyataan Ahmad Basarah diperkuat oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad. Dia menambahkan Indonesia bisa merdeka pada 17 Agustus 1945 karena ada sejumlah anak-anak muda yang nekat membacakan proklamasi kemerdekaan dengan konsekuensi mereka ditangkap pemerintah Belanda.
"Kalau dulu anak-anak muda nekat lalu Indonesia merdeka, sekarang anak-anak muda juga harus nekat memajukan pemikiran dan ilmu pengetahuan agar bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya," jelas Anwar Sadad.
Sementara itu, Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Muhammad Nur Rahmad menegaskan sejumlah besar militer Indonesia kini ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di banyak negara. Di negara-negara itu, mereka menjadi teladan yang baik yang menyemai nilai-nilai Pancasila ke negeri yang tengah dilanda konflik.
Baca juga: Ahmad Basarah sampaikan orasi Pancasila Mahakarya Pendiri Bangsa
Baca juga: Ahmad Basarah: Demokrasi buktikan rakyat biasa dapat jadi pemimpin
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak Lemhannas luruskan sejarah Pancasila di buku ajar
Baca juga: Waka MPR: Peringatan Hari Lahir Pancasila kebijakan lintas rezim
Basarah mengatakan bahwa Pancasila harus dipuji sebab ideologi yang kuat terbukti mampu membentengi bangsa dari perpecahan.
"Bila kekuatan militer yang diwariskan para founding fathers kepada kita, sangat mungkin militer melemah. Ideologi akan terserap dalam jiwa, terlaksana dalam tindakan moral. Dengan Pancasila, bangsa Indonesia bisa mencari sendiri cara-cara luhur untuk memecahkan persoalan kebangsaan yang mereka hadapi,’’ kata Ahmad Basarah dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Hal itu dia sampaikan di depan 9.000 mahasiswa baru Universitas Airlangga (Unair), Surabaya dalam acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unair, Sabtu.
Ahmad kemudian bercerita bahwa pada April 1960, Presiden Soekarno berkunjung ke Yugoslavia. Negeri Balkan ini saat itu dipimpin PM Josep Broz Tito dan Yugoslavia adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1 Februari 1950 melalui PM Edvard Kardelj.
Dalam salah satu obrolan, lanjutnya, Bung Karno bertanya pada Josep Broz Tito apa yang akan diwariskannya kepada Yugoslavia setelah dia wafat. Dengan mantap dia menjawab akan mewariskan angkatan perang yang kuat untuk melindungi keutuhan Yugoslavia.
"Tito kemudian balik bertanya kepada Bung Karno apa yang akan dia wariskan kepada Indonesia jika ia wafat nanti. Bung Karno langsung menjawab dia mewariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa yang akan ditinggalkannya. Terbukti, Indonesia sampai sekarang masih berdiri, tapi setelah Tito wafat tahun 1980, Yugoslavia bubar tahun 1995," katanya.
Selanjutnya, Ahmad juga membahas tema yang diusung dalam acara tersebut yaitu "Urgensi Eskalasi Moral Bagi Generasi Muda." Dia menegaskan bahwa Pancasila bisa mengakar di setiap jiwa anak bangsa sebab ideologi ini memang digali dari nilai-nilai luhur yang mengakar di tengah nenek moyang Nusantara.
"Sejak dulu nenek moyang kita memang bertuhan, menjunjung tinggi kemanusiaan, gemar bersatu dan bergotong royong, lebih memilih musyawarah ketimbang konflik, dan anti pada mereka yang tidak berkeadilan. Makanya, ketika nilai-nilai yang sudah ratusan tahun berkembang di tengah masyarakat itu dirumuskan dalam satu pemikiran bernama Pancasila, dengan sendirinya ideologi ini mudah kita terima," tegas Ahmad Basarah.
Pernyataan Ahmad Basarah diperkuat oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad. Dia menambahkan Indonesia bisa merdeka pada 17 Agustus 1945 karena ada sejumlah anak-anak muda yang nekat membacakan proklamasi kemerdekaan dengan konsekuensi mereka ditangkap pemerintah Belanda.
"Kalau dulu anak-anak muda nekat lalu Indonesia merdeka, sekarang anak-anak muda juga harus nekat memajukan pemikiran dan ilmu pengetahuan agar bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya," jelas Anwar Sadad.
Sementara itu, Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Muhammad Nur Rahmad menegaskan sejumlah besar militer Indonesia kini ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di banyak negara. Di negara-negara itu, mereka menjadi teladan yang baik yang menyemai nilai-nilai Pancasila ke negeri yang tengah dilanda konflik.
Baca juga: Ahmad Basarah sampaikan orasi Pancasila Mahakarya Pendiri Bangsa
Baca juga: Ahmad Basarah: Demokrasi buktikan rakyat biasa dapat jadi pemimpin
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak Lemhannas luruskan sejarah Pancasila di buku ajar
Baca juga: Waka MPR: Peringatan Hari Lahir Pancasila kebijakan lintas rezim
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
0 comments:
Post a Comment