Jakarta (ANTARA) - Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Wijayanto mengatakan ancaman terbesar yang akan dihadapi Indonesia di masa depan adalah pertarungan antara Amerika Serikat (AS) melawan China.

"Ya baik dalam kajian skenario geopolitical, kami kemudian menemukan bahwa ancaman utama untuk Indonesia ke depan itu bukan negara X menyerang Indonesia. Ancaman utama bagi Indonesia ke depan adalah pertarungan antara Amerika Serikat dengan China, yang kemudian berpengaruh ke Indonesia," kata Andi dalam konferensi pers konferensi pers terkait pemilu di Kantor Lemhannas RI, Jakarta Pusat pada Senin.

Dia menjelaskan bahwa perang antara dua negara itu, apakah karena Taiwan atau Laut China Selatan, akan berpengaruh ke Indonesia.

"Saat nanti terjadi perang antara AS dengan China, kalau mereka ingin menguasai beberapa titik strategis Indonesia sebagai lompatan logistik mereka, maka serangan pertama mereka pasti serangan siber," ujarnya.

Serang pertama mereka, lanjut Andi, di era seperti ini pasti serangan siber dan dilanjutkan dengan serangan udara.

"Setelah fasilitas strategis kita dilumpuhkan dengan siber, setelah itu serangan udara. Baru setelah itu pasukan pendaratan lautnya muncul, kira-kira itu skenario yang dibayangkan ke depan," menurut Andi.

Andi mengatakan bahwa Indonesia kini memiliki PR untuk melakukan modernisasi guna mengantisipasi ancaman-ancaman itu.

"Yang dilakukan Lemhannas di awal-awal menggalakkan transformasi digital, lalu bisa memetakan tentang keamanan siber-nya, dan setelah itu menilai kemampuan kapasitas siber yang dimiliki oleh TNI," jelasnya.
Baca juga: Andi Widjajanto: Demokrasi Indonesia masih di atas rerata global
Baca juga: Gubernur Lemhannas sampaikan langkah RI hadapi konektivitas global
Baca juga: Lemhannas RI: Indonesia alami 1,2 miliar serangan siber per tahun
Baca juga: Gubernur Lemhannas usul rencana bentuk Angkatan Siber RI

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023