Jakarta (ANTARA) - Politikus PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan bakal calon Ganjar Pranowo ingin generasi muda Indonesia bisa menjadi tuan di negeri sendiri dengan menyiapkan kurikulum pendidikan mumpuni sebagai strategi pembangunan sumber daya manusia.
"Bagaimana kita menyiapkan generasi emas sehingga kita bisa jadi tuan, bukan jadi tukang di negeri sendiri. Jangan sampai kita menyalahkan orang. Kalau kita usir investor asing, kita bisa gantikan enggak? Jadi kita harus bisa berdaulat di negeri sendiri," kata Putra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Putra usai menyaksikan kuliah kebangsaan Ganjar yang bertema "Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan" di UI, Depok, Jawa Barat, Senin.
Putra mengatakan poin utama dari paparan Ganjar adalah soal penyiapan sumber daya manusia yang ke depan bisa mengelola apapun tantangan di Indonesia, seperti masalah agraria, masalah pendidikan, masalah yang dihadapi generasi muda, masalah bagaimana kita bisa melompat menuju Indonesia Emas.
"Yang paling penting sumber daya manusianya. Istilah yang Mas Ganjar pakai aktornya, itu yang paling penting. Jadi aktor itu seperti apa. Kita bisa bikin regulasi macam-macam, tapi kalau aktornya tidak memiliki keberanian, tidak dekat dengan rakyat, tidak cinta sama rakyat, tidak punya 'skill' memimpin itu berat. Jadi benang merah dari apa yang disampaikan Mas Ganjar itu bagaimana menyiapkan SDM," ujarnya.
Baca juga: Ganjar: Transisi energi jadi prioritas Pemerintah Indonesia ke depan
Baca juga: Ganjar Pranowo: Soal cawapres masih digodok
Menurut Putra, ketika Indonesia ingin melompat masuk ke empat besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2050 yang juga pemimpin saat ini harus lakukan adalah bagaimana menyiapkan SDM.
Putra menyampaikan Ganjar ingin membangun generasi muda supaya mereka bisa bekerja sesuai minat dan bakat mereka. Ganjar tidak hanya membangun orang yang sekadar mengejar target, tidak bisa bekerja, mental tukang, dan hanya mengisi hari-hari saja. Tapi bagaimana memastikan negara bisa mendukung pengembangan minat generasi muda.
"Anak Indonesia luar biasa, punya minat dan bakat luar biasa. Negara harus hadir bagaimana mendukung minat anak Indonesia agar bisa berkembang," jelas Putra.
Pada kesempatan terpisah, Ganjar telah memaparkan idenya dalam acara "Ganjar Menjawab Tantangan Masa Depan Indonesia" yang diadakan Forum Alumni Perguruan Tinggi Se-Indonesia. Ganjar menguraikan idenya soal tiga fondasi dan tujuh strategi untuk membangun Indonesia.
Ketiga fondasi itu adalah melipatgandakan pendapatan dan anggaran negara, digitalisasi pemerintahan, dan membasmi korupsi.
Sedangkan tujuh strategi, yakni pertama membangun SDM produktif, kedua menstabilkan harga bahan pokok, ketiga menghapus kemiskinan, keempat memperkuat jaring pengaman sosial, kelima hilirisasi industri, keenam meningkatkan nilai tambah insfrastruktur dan ketujuh mengembalikan alam Indonesia. Pada intinya Ganjar menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas.
"Penting untuk mempersiapkan talenta karena itu, akses pendidikan perlu diberikan seluas-luasnya," ujar Ganjar.
"Bagaimana kita menyiapkan generasi emas sehingga kita bisa jadi tuan, bukan jadi tukang di negeri sendiri. Jangan sampai kita menyalahkan orang. Kalau kita usir investor asing, kita bisa gantikan enggak? Jadi kita harus bisa berdaulat di negeri sendiri," kata Putra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Hal itu disampaikan Putra usai menyaksikan kuliah kebangsaan Ganjar yang bertema "Hendak ke Mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan" di UI, Depok, Jawa Barat, Senin.
Putra mengatakan poin utama dari paparan Ganjar adalah soal penyiapan sumber daya manusia yang ke depan bisa mengelola apapun tantangan di Indonesia, seperti masalah agraria, masalah pendidikan, masalah yang dihadapi generasi muda, masalah bagaimana kita bisa melompat menuju Indonesia Emas.
"Yang paling penting sumber daya manusianya. Istilah yang Mas Ganjar pakai aktornya, itu yang paling penting. Jadi aktor itu seperti apa. Kita bisa bikin regulasi macam-macam, tapi kalau aktornya tidak memiliki keberanian, tidak dekat dengan rakyat, tidak cinta sama rakyat, tidak punya 'skill' memimpin itu berat. Jadi benang merah dari apa yang disampaikan Mas Ganjar itu bagaimana menyiapkan SDM," ujarnya.
Baca juga: Ganjar: Transisi energi jadi prioritas Pemerintah Indonesia ke depan
Baca juga: Ganjar Pranowo: Soal cawapres masih digodok
Menurut Putra, ketika Indonesia ingin melompat masuk ke empat besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2050 yang juga pemimpin saat ini harus lakukan adalah bagaimana menyiapkan SDM.
Putra menyampaikan Ganjar ingin membangun generasi muda supaya mereka bisa bekerja sesuai minat dan bakat mereka. Ganjar tidak hanya membangun orang yang sekadar mengejar target, tidak bisa bekerja, mental tukang, dan hanya mengisi hari-hari saja. Tapi bagaimana memastikan negara bisa mendukung pengembangan minat generasi muda.
"Anak Indonesia luar biasa, punya minat dan bakat luar biasa. Negara harus hadir bagaimana mendukung minat anak Indonesia agar bisa berkembang," jelas Putra.
Pada kesempatan terpisah, Ganjar telah memaparkan idenya dalam acara "Ganjar Menjawab Tantangan Masa Depan Indonesia" yang diadakan Forum Alumni Perguruan Tinggi Se-Indonesia. Ganjar menguraikan idenya soal tiga fondasi dan tujuh strategi untuk membangun Indonesia.
Ketiga fondasi itu adalah melipatgandakan pendapatan dan anggaran negara, digitalisasi pemerintahan, dan membasmi korupsi.
Sedangkan tujuh strategi, yakni pertama membangun SDM produktif, kedua menstabilkan harga bahan pokok, ketiga menghapus kemiskinan, keempat memperkuat jaring pengaman sosial, kelima hilirisasi industri, keenam meningkatkan nilai tambah insfrastruktur dan ketujuh mengembalikan alam Indonesia. Pada intinya Ganjar menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas.
"Penting untuk mempersiapkan talenta karena itu, akses pendidikan perlu diberikan seluas-luasnya," ujar Ganjar.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment