Jakarta (ANTARA) - Kinerja aparat keamanan Polri dan TNI dalam mempersiapkan pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN, yang berlangsung di Jakarta pada 5-7 September 2023 berjalan maksimal.
"Mengapresiasi kinerja Polri dan TNI yang cukup sigap dan solid sepanjang KTT ASEAN. Terlebih pada momentum ini, tidak hanya kepala negara anggota ASEAN saja yang hadir, tetapi sejumlah negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Kanada, China, dan sejumlah negara pasifik lainnya," kata Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Kamis.
Kesuksesan itu, kata pria yang akrab dipanggil Simon ini, artinya bahwa persiapan Indonesia untuk pengamanan level tinggi sudah cukup mumpuni.
Ia mengatakan munculnya isu ancaman siber pada KTT ASEAN dapat diantisipasi dengan baik oleh kepolisian. Tidak heran, ancaman siber ini muncul mengingat hampir semua kegiatan KTT berbasis digital.
Menurut Simon, sepanjang deteksi dini dapat dilakukan maka segala ancaman dapat diantisipasi.
Baca juga: Korea Selatan adopsi Pandangan ASEAN di Indo Pasifik
Baca juga: KTT Ke-26 ASEAN-RRT bahas implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific
Disamping keamanan, kata dia, hal lain yang patut diapresiasi dari KTT Ke-43 ASEAN adalah keberhasilan dalam membangun kolaborasi dengan sejumlah negara di luar Asia Tenggara. Dengan mengusung tema ASEAN Epicentrum of Growth, keketuaan Indonesia telah berhasil menaikkan level peran ASEAN di tatanan global.
"Kita tahu bahwa Asia Tenggara adalah pasar yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan tempat penuh keramahan masyarakat. Jangan sampai, potensi yang sudah ada ini hanya dijadikan pasar semata, tetapi juga harus mengambil peran dalam produksi dan investasi," kata Simon.
Simon menyatakan bahwa keberhasilan KTT ASEAN tahun ini sekaligus menentukan situasi geopolitik yang sedang berkembang.
"Kita tahu bahwa saat ini militerisasi kawasan Laut China Selatan (LCS), keterlibatan negara-negara Adikuasa, berdampak secara langsung terhadap kawasan Asia Tenggara. Maka yang perlu didorong adalah penyelesaian dengan cara yang damai," ujar Simon.
Keberhasilan dalam KTT ASEAN ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi negara-negara yang terlibat di LCS. Pasca-KTT ASEAN, pengaruh Indonesia dalam diplomasi internasional akan semakin meningkat.
"Ini 'milestone' penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045," kata Simon.
"Mengapresiasi kinerja Polri dan TNI yang cukup sigap dan solid sepanjang KTT ASEAN. Terlebih pada momentum ini, tidak hanya kepala negara anggota ASEAN saja yang hadir, tetapi sejumlah negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Kanada, China, dan sejumlah negara pasifik lainnya," kata Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Kamis.
Kesuksesan itu, kata pria yang akrab dipanggil Simon ini, artinya bahwa persiapan Indonesia untuk pengamanan level tinggi sudah cukup mumpuni.
Ia mengatakan munculnya isu ancaman siber pada KTT ASEAN dapat diantisipasi dengan baik oleh kepolisian. Tidak heran, ancaman siber ini muncul mengingat hampir semua kegiatan KTT berbasis digital.
Menurut Simon, sepanjang deteksi dini dapat dilakukan maka segala ancaman dapat diantisipasi.
Baca juga: Korea Selatan adopsi Pandangan ASEAN di Indo Pasifik
Baca juga: KTT Ke-26 ASEAN-RRT bahas implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific
Disamping keamanan, kata dia, hal lain yang patut diapresiasi dari KTT Ke-43 ASEAN adalah keberhasilan dalam membangun kolaborasi dengan sejumlah negara di luar Asia Tenggara. Dengan mengusung tema ASEAN Epicentrum of Growth, keketuaan Indonesia telah berhasil menaikkan level peran ASEAN di tatanan global.
"Kita tahu bahwa Asia Tenggara adalah pasar yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan tempat penuh keramahan masyarakat. Jangan sampai, potensi yang sudah ada ini hanya dijadikan pasar semata, tetapi juga harus mengambil peran dalam produksi dan investasi," kata Simon.
Simon menyatakan bahwa keberhasilan KTT ASEAN tahun ini sekaligus menentukan situasi geopolitik yang sedang berkembang.
"Kita tahu bahwa saat ini militerisasi kawasan Laut China Selatan (LCS), keterlibatan negara-negara Adikuasa, berdampak secara langsung terhadap kawasan Asia Tenggara. Maka yang perlu didorong adalah penyelesaian dengan cara yang damai," ujar Simon.
Keberhasilan dalam KTT ASEAN ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi negara-negara yang terlibat di LCS. Pasca-KTT ASEAN, pengaruh Indonesia dalam diplomasi internasional akan semakin meningkat.
"Ini 'milestone' penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045," kata Simon.
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment