Jakarta (ANTARA) - Badan kredit ekspor (ECA) yang berbasis di Jerman yaitu Euler Hermes menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi daya tarik untuk eksportir dari Jerman, Austria, dan Swiss.
“Teknologi mumpuni yang dimiliki pengusaha-pengusaha Eropa dapat membantu proses pengolahan menjadi efisien dan ramah lingkungan untuk perkembangan industri,” kata Director Internasional Business Development Euler Hermes Aktiengesellschaft Felix BrĂ¼cher pada kegiatan Konferensi Pembiayaan Ekspor di Jakarta, Selasa.
Felix mengungkapkan, di tengah risiko ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, menjalin hubungan ekonomi yang erat dan mendorong semua peluang perdagangan dan investasi bilateral menjadi hal sangat penting.
“Ini bergantung pada instrumen keuangan yang mumpuni, penggunaan alat promosi ekspor yang disediakan lembaga kredit ekspor pemerintah,” ungkap Felix.
Felix menjelaskan, perusahaan, bank, dan lembaga pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengenal langsung instrumen promosi ekspor pada kegiatan Konferensi Pembiayaan Ekspor.
“Dalam konferensi tersebut mereka mendapat fasilitas penjajakan peluang terhadap sebagian besar opsi pembiayaan yang disediakan oleh ketiga ECA untuk proyek-proyek di Indonesia yang belum dimanfaatkan,” jelas Felix.
Felix menambahkan ketiga Badan Kredit Ekspor (ECA) Euler Hermes (Jerman), OeKB (Austria), dan SERV (Swiss), dalam mengamankan proyek jangka panjang melalui lembaga kredit ekspor menawarkan sejumlah keuntungan.
“Ada tiga keuntungan pertama mengurangi rata-rata biaya utang perusahaan-perusahaan di Indonesia, kedua memberikan dukungan semua sektor, dan semua ECA sangat berkomitmen untuk mendukung proyek ramah lingkungan,” tambah Felix.
Selain itu, Felix menuturkan, lembaga kredit ekspor memastikan aliran pembayaran yang aman dengan mengasuransikan eksportir terhadap risiko kredit macet yang disebabkan oleh faktor ekonomi atau politik, dan dalam banyak kasus, memungkinkan pembiayaan penjualan yang diperlukan untuk suatu transaksi.
“Produk ECA mencakup seluruh rantai nilai transaksi ekspor, mulai dari produksi hingga pembayaran cicilan akhir,” tutur Felix.
“Teknologi mumpuni yang dimiliki pengusaha-pengusaha Eropa dapat membantu proses pengolahan menjadi efisien dan ramah lingkungan untuk perkembangan industri,” kata Director Internasional Business Development Euler Hermes Aktiengesellschaft Felix BrĂ¼cher pada kegiatan Konferensi Pembiayaan Ekspor di Jakarta, Selasa.
Felix mengungkapkan, di tengah risiko ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, menjalin hubungan ekonomi yang erat dan mendorong semua peluang perdagangan dan investasi bilateral menjadi hal sangat penting.
“Ini bergantung pada instrumen keuangan yang mumpuni, penggunaan alat promosi ekspor yang disediakan lembaga kredit ekspor pemerintah,” ungkap Felix.
Felix menjelaskan, perusahaan, bank, dan lembaga pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mengenal langsung instrumen promosi ekspor pada kegiatan Konferensi Pembiayaan Ekspor.
“Dalam konferensi tersebut mereka mendapat fasilitas penjajakan peluang terhadap sebagian besar opsi pembiayaan yang disediakan oleh ketiga ECA untuk proyek-proyek di Indonesia yang belum dimanfaatkan,” jelas Felix.
Felix menambahkan ketiga Badan Kredit Ekspor (ECA) Euler Hermes (Jerman), OeKB (Austria), dan SERV (Swiss), dalam mengamankan proyek jangka panjang melalui lembaga kredit ekspor menawarkan sejumlah keuntungan.
“Ada tiga keuntungan pertama mengurangi rata-rata biaya utang perusahaan-perusahaan di Indonesia, kedua memberikan dukungan semua sektor, dan semua ECA sangat berkomitmen untuk mendukung proyek ramah lingkungan,” tambah Felix.
Selain itu, Felix menuturkan, lembaga kredit ekspor memastikan aliran pembayaran yang aman dengan mengasuransikan eksportir terhadap risiko kredit macet yang disebabkan oleh faktor ekonomi atau politik, dan dalam banyak kasus, memungkinkan pembiayaan penjualan yang diperlukan untuk suatu transaksi.
“Produk ECA mencakup seluruh rantai nilai transaksi ekspor, mulai dari produksi hingga pembayaran cicilan akhir,” tutur Felix.
Pewarta: Bayu Pratama Syahputra
Editor: Sella Panduarsa Gareta
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment