Sabtu, 16 September 2023 20:58 WIB
Kota Bogor (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan rakyat Indonesia untuk berhati-hati memilih pemimpin dalam kepemimpinan nasional ke depan agar bisa membawa kesejahteraan hingga tiga periode ke depan.
"Dan tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini sangat menentukan di 2024 yang pertama, di 2029 yang kedua, di 2034 ini sangat menentukan sekali," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan pada acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Presiden menuturkan, seperti kata Ketua Umum Solmet Silfester Matutina bahwa negara-negara Amerika Latin yang sudah sejak tahun 1950 sampai 1970 menjadi negara berkembang.
Tetapi, kata Jokowi, sampai saat ini, selama 60 sampai 70 tahun masih menjadi negara berkembang, karena ketika ada kesempatan melompat tidak bekerja keras untuk menghasilkan lompatan-lompatan.
"Dan kita mau terjebak dalam apa yang tadi saya ceritakan. Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan, memiliki pemimpin yang bisa membawa kita semuanya melompat menjadi negara sejahtera," ujar presiden.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia berhutang kepada IMF (International Monetary Fund) beberapa puluh tahun lalu saat krisis ekonomi. Dalam perkembangan saat ini, sudah semakin banyak negara yang berhutang kepada lembaga Dana Moneter Internasional itu.
"Kita pernah jadi pasiennya IMF tahun 1997-1998 karena krisis di Indonesia. Sekarang lebih banyak lagi, 96 negara menjadi pasiennya IMF," ujarnya.
Presiden Jokowi pun mengajak masyarakat Indonesia bersyukur atas keadaan saat ini yang berhasil melalui pandemi COVID-19 dengan baik di tengah krisis yang melanda negara-negara secara global.
"Inilah yang wajib kita syukuri karena untuk keluar setelah krisis COVID itu tidak mudah. Harga pangan naik, harga energi naik, Bunga bank di semua negara naik," kata presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa yang akan dihadapi oleh kepemimpinan nasional ke depan sesuatu yang tidak gampang.
"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan hati-hati dalam kepemimpinan 2024 bahwa menyangkut 273 juta rakyat kita, di 17.000 pulau mereka tinggal," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Indonesia bukan negara "kaleng-kaleng"
"Dan tiga periode kepemimpinan nasional ke depan ini sangat menentukan di 2024 yang pertama, di 2029 yang kedua, di 2034 ini sangat menentukan sekali," kata Presiden Jokowi saat memberi sambutan pada acara Rembug Nasional Kelompok Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Presiden menuturkan, seperti kata Ketua Umum Solmet Silfester Matutina bahwa negara-negara Amerika Latin yang sudah sejak tahun 1950 sampai 1970 menjadi negara berkembang.
Tetapi, kata Jokowi, sampai saat ini, selama 60 sampai 70 tahun masih menjadi negara berkembang, karena ketika ada kesempatan melompat tidak bekerja keras untuk menghasilkan lompatan-lompatan.
"Dan kita mau terjebak dalam apa yang tadi saya ceritakan. Kita harus mampu dalam tiga periode ke depan, memiliki pemimpin yang bisa membawa kita semuanya melompat menjadi negara sejahtera," ujar presiden.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia berhutang kepada IMF (International Monetary Fund) beberapa puluh tahun lalu saat krisis ekonomi. Dalam perkembangan saat ini, sudah semakin banyak negara yang berhutang kepada lembaga Dana Moneter Internasional itu.
"Kita pernah jadi pasiennya IMF tahun 1997-1998 karena krisis di Indonesia. Sekarang lebih banyak lagi, 96 negara menjadi pasiennya IMF," ujarnya.
Presiden Jokowi pun mengajak masyarakat Indonesia bersyukur atas keadaan saat ini yang berhasil melalui pandemi COVID-19 dengan baik di tengah krisis yang melanda negara-negara secara global.
"Inilah yang wajib kita syukuri karena untuk keluar setelah krisis COVID itu tidak mudah. Harga pangan naik, harga energi naik, Bunga bank di semua negara naik," kata presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa yang akan dihadapi oleh kepemimpinan nasional ke depan sesuatu yang tidak gampang.
"Oleh karena itu saya ingin menyampaikan hati-hati dalam kepemimpinan 2024 bahwa menyangkut 273 juta rakyat kita, di 17.000 pulau mereka tinggal," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Indonesia bukan negara "kaleng-kaleng"
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Laode Masrafi
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment