Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDI Perjuangan Restu Hapsari mengatakan kompetisi mural, bekerja sama dengan Komunitas Plural (Panggung Lukis Moral), menjadi ajang untuk mengekspresikan harapan serta pesan anak muda bagi kemajuan Indonesia.
"Kami berharap jadi sarana ekspresi produktif oleh anak-anak muda untuk mengeksplorasi, ada harapan, ada pesan; mungkin juga ke depannya untuk Indonesia Maju dimimpikan oleh anak-anak muda," kata Restu di Rumah Aspirasi Ganjar, Jakarta, Sabtu.
Restu meyakini bahwa seni mural yang dituangkan oleh anak-anak muda itu bisa menjadi wadah untuk menuangkan kreatifitas sebebas-bebasnya. Dia menambahkan bahwa seni mural tersebut turut melibatkan seluruh kalangan anak muda. Menurut dia, seni tak terbatas oleh usia.
"Karena seni itu semua kalangan bisa masuk, semua suka dari mural seperti ini karena kita sering lihat di kalangan muda banyak sekali dan (mural) masuk juga ke kafe," ungkapnya.
Baca juga: Ganjar: Belum ada pembahasan soal Andika Perkasa sebagai bacawapres
Tidak hanya itu, menurut dia, pemuda tidak boleh acuh tak acuh dan abai terhadap dunia politik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan generasi muda untuk menciptakan suasana politik secara demokratis.
Restu menilai seni mural bisa menjadi salah satu wadah bagi anak-anak muda untuk mengapresiasikan diri dalam melihat dinamika politik menjelang Pilpres 2024, terutama dalam upaya untuk memperkecil ruang konflik dan polarisasi.
"Demokrasi ini dan melalui pemilulah anak muda bisa langsung terlibat, proses kami juga masih panjang lima hingga enam bulan ke depan. Ini jadi sarana anak muda untuk tidak ikut-ikutan dalam arus pragmatisme politik yang sekarang masih cukup luar biasa; dan ini yang menjadi tanggung jawab kami meskipun bukan kami sendiri tetapi terlibat untuk memperkecil ruang-ruang konflik menjadi polarisasi diantara kita," ujarnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh The Poski, pelaku seni mural dan dimeriahkan hiburan musik hingga bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di halaman Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Rumah Aspirasi Relawan Ganjar komitmen dukung anak muda berkarya
"Kami berharap jadi sarana ekspresi produktif oleh anak-anak muda untuk mengeksplorasi, ada harapan, ada pesan; mungkin juga ke depannya untuk Indonesia Maju dimimpikan oleh anak-anak muda," kata Restu di Rumah Aspirasi Ganjar, Jakarta, Sabtu.
Restu meyakini bahwa seni mural yang dituangkan oleh anak-anak muda itu bisa menjadi wadah untuk menuangkan kreatifitas sebebas-bebasnya. Dia menambahkan bahwa seni mural tersebut turut melibatkan seluruh kalangan anak muda. Menurut dia, seni tak terbatas oleh usia.
"Karena seni itu semua kalangan bisa masuk, semua suka dari mural seperti ini karena kita sering lihat di kalangan muda banyak sekali dan (mural) masuk juga ke kafe," ungkapnya.
Baca juga: Ganjar: Belum ada pembahasan soal Andika Perkasa sebagai bacawapres
Tidak hanya itu, menurut dia, pemuda tidak boleh acuh tak acuh dan abai terhadap dunia politik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan generasi muda untuk menciptakan suasana politik secara demokratis.
Restu menilai seni mural bisa menjadi salah satu wadah bagi anak-anak muda untuk mengapresiasikan diri dalam melihat dinamika politik menjelang Pilpres 2024, terutama dalam upaya untuk memperkecil ruang konflik dan polarisasi.
"Demokrasi ini dan melalui pemilulah anak muda bisa langsung terlibat, proses kami juga masih panjang lima hingga enam bulan ke depan. Ini jadi sarana anak muda untuk tidak ikut-ikutan dalam arus pragmatisme politik yang sekarang masih cukup luar biasa; dan ini yang menjadi tanggung jawab kami meskipun bukan kami sendiri tetapi terlibat untuk memperkecil ruang-ruang konflik menjadi polarisasi diantara kita," ujarnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh The Poski, pelaku seni mural dan dimeriahkan hiburan musik hingga bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di halaman Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Rumah Aspirasi Relawan Ganjar komitmen dukung anak muda berkarya
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment