Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto mengajak anak muda untuk belajar dari Proklamator RI Bung Karno dengan menggembleng diri dan tekun belajar sejak muda.
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan arahan dalam Rapat Konsolidasi Tiga Pilar Partai di Kabupaten Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Sabtu.
"Soekarno yang lahir dari kalangan rakyat biasa tidak pernah kehilangan daya imajinasinya untuk menjadi pemimpin besar. Maka Soekarno menggembleng dirinya ketika anak-anak sebayanya asyik main kasti, main bola, Soekarno kecil lebih suka menekuni buku di ruang-ruang sempit," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Selain mengajak anak muda Nias menggembleng diri dengan pendidikan seperti Bung Karno, Hasto juga mengajak kepala daerah, anggota legislatif, hingga struktur partai bergotong royong demi kemajuan pendidikan di Kepulauan Nias.
"Maka kalau kita tekun, Nias lebih hebat dari Singapura. Kuncinya anak-anak muda kita harus digembleng dengan semangat yang sama untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak mungkin kita mau mencapai kemajuan tanpa perjuangan," ujarnya.
Hasto juga menantang anak muda Kepulauan Nias untuk membangun daerah dan menjadi wilayah yang kuat di Samudera Hindia, termasuk mengalahkan kemajuan Singapura.
"Pulau Nias sangat penting secara geopolitik. Sangat penting bagi PDI Perjuangan sebagai partai politik yang memiliki rekam jejak yang panjang untuk bersekutu dengan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Hasto juga menyampaikan PDIP akan menyuarakan pembangunan Kepulauan Nias kepada pemerintah pusat demi kemajuan Kepulauan Nias.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini juga menyampaikan Kepulauan Nias memiliki luas daerah hampir 5.600 kilometer persegi, sedangkan Singapura itu hanya 728 meter persegi. Namun, kata Hasto, Singapura mampu memanfaatkan geostrategis dengan baik.
"Kepulauan Nias pun seharusnya bisa maju dengan memanfaatkan geostrategisnya. Nias 7,7 kali luasnya dengan Singapura maka seharusnya seluruh anak-anak muda di Kepulauan Nias bermimpi untuk membangun kepulauannya. Sebab itulah yang diwarisi Soekarno," ujar Hasto.
Dia juga menyampaikan bahwa Bung Karno memiliki konsep agar Kepulauan Nias menjadi pintu gerbang kemajuan ke Pasifik.
Bung Karno, kata Hasto, juga mencita-citakan Kepulauan Nias berperan bagi Indonesia agar menjadi negara yang kuat di Samudera Hindia.
"Secara geopolitik, secara geostrategis, Kepulauan Nias itu berada di ujung depan Samudera Hindia, maka mulai hari ini kita mulai merancang kalau Nias menjadi kepulauan yang hebat," ujarnya.
Dalam agenda konsolidasi tersebut, dihadiri sekitar seribu jajaran pengurus DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut), yang dipimpin Ketua Rapidin Simbolon dan Sekretaris Soetarto.
Tampak juga hadir kader PDIP yang juga Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, dan Bupati Nias Yaatulo Gulo.
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan arahan dalam Rapat Konsolidasi Tiga Pilar Partai di Kabupaten Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Sabtu.
"Soekarno yang lahir dari kalangan rakyat biasa tidak pernah kehilangan daya imajinasinya untuk menjadi pemimpin besar. Maka Soekarno menggembleng dirinya ketika anak-anak sebayanya asyik main kasti, main bola, Soekarno kecil lebih suka menekuni buku di ruang-ruang sempit," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Selain mengajak anak muda Nias menggembleng diri dengan pendidikan seperti Bung Karno, Hasto juga mengajak kepala daerah, anggota legislatif, hingga struktur partai bergotong royong demi kemajuan pendidikan di Kepulauan Nias.
"Maka kalau kita tekun, Nias lebih hebat dari Singapura. Kuncinya anak-anak muda kita harus digembleng dengan semangat yang sama untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak mungkin kita mau mencapai kemajuan tanpa perjuangan," ujarnya.
Hasto juga menantang anak muda Kepulauan Nias untuk membangun daerah dan menjadi wilayah yang kuat di Samudera Hindia, termasuk mengalahkan kemajuan Singapura.
"Pulau Nias sangat penting secara geopolitik. Sangat penting bagi PDI Perjuangan sebagai partai politik yang memiliki rekam jejak yang panjang untuk bersekutu dengan ilmu pengetahuan," ujarnya.
Hasto juga menyampaikan PDIP akan menyuarakan pembangunan Kepulauan Nias kepada pemerintah pusat demi kemajuan Kepulauan Nias.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini juga menyampaikan Kepulauan Nias memiliki luas daerah hampir 5.600 kilometer persegi, sedangkan Singapura itu hanya 728 meter persegi. Namun, kata Hasto, Singapura mampu memanfaatkan geostrategis dengan baik.
"Kepulauan Nias pun seharusnya bisa maju dengan memanfaatkan geostrategisnya. Nias 7,7 kali luasnya dengan Singapura maka seharusnya seluruh anak-anak muda di Kepulauan Nias bermimpi untuk membangun kepulauannya. Sebab itulah yang diwarisi Soekarno," ujar Hasto.
Dia juga menyampaikan bahwa Bung Karno memiliki konsep agar Kepulauan Nias menjadi pintu gerbang kemajuan ke Pasifik.
Bung Karno, kata Hasto, juga mencita-citakan Kepulauan Nias berperan bagi Indonesia agar menjadi negara yang kuat di Samudera Hindia.
"Secara geopolitik, secara geostrategis, Kepulauan Nias itu berada di ujung depan Samudera Hindia, maka mulai hari ini kita mulai merancang kalau Nias menjadi kepulauan yang hebat," ujarnya.
Dalam agenda konsolidasi tersebut, dihadiri sekitar seribu jajaran pengurus DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut), yang dipimpin Ketua Rapidin Simbolon dan Sekretaris Soetarto.
Tampak juga hadir kader PDIP yang juga Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, dan Bupati Nias Yaatulo Gulo.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Laode Masrafi
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment