Pontianak (ANTARA) - Kota Singkawang, Kalimantan Barat, siap menjadi tuan rumah kegiatan Festival Hak Asasi Manusia (HAM) Tahun 2023 yang diselenggarakan pada 16-19 Oktober mendatang.
Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Festival HAM Tahun 2023 itu ditandatangani oleh Pemerintah Kota Singkawang bersama dengan Komisi Nasional (Komnas) HAM, Kantor Staf Presiden (KSP), dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat.
"Pelaksanaan Festival Hak Asasi Manusia Tahun 2023, yang akan dilaksanakan di Kota Singkawang pada Oktober mendatang, mengangkat tema besar yaitu Bersatu Menjaga Martabat Manusia Indonesia Yang Adil, Toleran, dan Inklusif. Tema ini ditetapkan oleh tim penyelenggara dan tuan rumah karena relevan dengan kondisi saat ini, serta dapat merepresentasikan nilai kolektif yang ada di Kota Singkawang," kata Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat.
Baca juga: Memupuk semangat toleransi di Singkawang melalui Silang Inap
Dia menjelaskan terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM Tahun 2023 karena kota itu pernah dinobatkan sebagai kota paling toleran.
"Diharapkan, dengan dilaksanakannya Festival HAM Tahun 2023 di Kota Singkawang, para tamu yang terlibat dan hadir nantinya akan mendapatkan pengalaman yang berharga, merasakan bagaimana sebuah toleransi mendarah daging di kehidupan Kota Singkawang yang beragam," jelas Jaleswari.
Selain itu, tambahnya, terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM Tahun 2023 itu merupakan hasil diskusi dari KSP, INFID, dan Komnas HAM. Kota Singkawang dinilai memiliki kebijakan, program kerja, dan regulasi daerah yang beririsan dengan HAM.
Baca juga: Belajar toleransi dari Kota Singkawang
"Namun, tidak saja terhenti di tataran regulasi dan program, keragaman budaya yang hidup di Singkawang juga ditopang oleh partisipasi masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya. Ruang bagi pemuda bersuara dan beraktualisasi yang tumbuh subur juga turut memperkaya toleransi antar-sesama lintas generasi di Kota Singkawang," katanya.
Festival HAM merupakan acara nasional yang digelar rutin setiap tahun. Dia berharap Festival HAM di Kota Singkawang dapat menjadi salah satu instrumen perluasan cakupan kabupaten dan kota berbasis HAM di Indonesia.
"Kami berharap semua dapat menyiapkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, karena dari sinilah praktik dan pengalaman baik akan menular dan menyebar ke berbagai kota dan kabupaten di Indonesia, serta menjadi ajang unjuk diri etalase Indonesia kepada dunia," kata Jaleswari.
Baca juga: Toleransi keberagaman Singkawang diangkat ke layar lebar
Di tempat yang sama, Anggota Komnas HAM Putu Elvina mengatakan Festival HAM dapat mendorong Kota Singkawang menjadi "kota HAM" dengan terus melahirkan dan menjaga keberlangsungan kebijakan serta program-program yang lebih sensitif terhadap kebutuhan warga masyarakatnya.
Definisi kota dan kabupaten HAM, jelas Putu, ialah bagaimana masyarakat dan sosial politik memainkan peran utama sebagai nilai dan prinsip mendasar.
Kota HAM juga dipahami sebagai tata laksana HAM dalam konteks lokal, di mana pemerintah daerah, DPRD, masyarakat sipil, organisasi sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup bagi semua penduduk dalam semangat kemitraan berdasarkan standar dan norma-norma HAM.
Baca juga: Pemkot Magelang lakukan studi tiru toleransi di Kota Singkawang
"Dan tatanan praktis 'kota HAM' berarti semua penduduk tanpa memandang ras, etnis, jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan, serta status sosial khusus minoritas dan kelompok rentan dan terpinggirkan lainnya dapat berpartisipasi secara penuh dalam pengambilan keputusan," tuturnya.
Dalam rangka menyambut Festival HAM Tahun 2023, seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat saling bersinergi, berkolaborasi, dan memastikan upaya konkret untuk kemajuan konsep-konsep HAM di Kota Singkawang.
"Kami titip kepada pak sekda (Kota Singkawang) selaku yang hadir, program atau anggaran selalu dimonitor agar memastikan semuanya berlandaskan dan berbasis HAM. Kami sangat bersemangat menjadi mitra yang strategis untuk program-program selanjutnya dan kami harapkan beberapa tahun ke depan Singkawang menjadi Kota yang tidak hanya paling toleran, tetapi juga menjadi kota HAM di Indonesia," ujar Putu Elvina.
Baca juga: Menparekraf kagum terhadap toleransi masyarakat Singkawang
Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Festival HAM Tahun 2023 itu ditandatangani oleh Pemerintah Kota Singkawang bersama dengan Komisi Nasional (Komnas) HAM, Kantor Staf Presiden (KSP), dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat.
"Pelaksanaan Festival Hak Asasi Manusia Tahun 2023, yang akan dilaksanakan di Kota Singkawang pada Oktober mendatang, mengangkat tema besar yaitu Bersatu Menjaga Martabat Manusia Indonesia Yang Adil, Toleran, dan Inklusif. Tema ini ditetapkan oleh tim penyelenggara dan tuan rumah karena relevan dengan kondisi saat ini, serta dapat merepresentasikan nilai kolektif yang ada di Kota Singkawang," kata Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Jumat.
Baca juga: Memupuk semangat toleransi di Singkawang melalui Silang Inap
Dia menjelaskan terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM Tahun 2023 karena kota itu pernah dinobatkan sebagai kota paling toleran.
"Diharapkan, dengan dilaksanakannya Festival HAM Tahun 2023 di Kota Singkawang, para tamu yang terlibat dan hadir nantinya akan mendapatkan pengalaman yang berharga, merasakan bagaimana sebuah toleransi mendarah daging di kehidupan Kota Singkawang yang beragam," jelas Jaleswari.
Selain itu, tambahnya, terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM Tahun 2023 itu merupakan hasil diskusi dari KSP, INFID, dan Komnas HAM. Kota Singkawang dinilai memiliki kebijakan, program kerja, dan regulasi daerah yang beririsan dengan HAM.
Baca juga: Belajar toleransi dari Kota Singkawang
"Namun, tidak saja terhenti di tataran regulasi dan program, keragaman budaya yang hidup di Singkawang juga ditopang oleh partisipasi masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya. Ruang bagi pemuda bersuara dan beraktualisasi yang tumbuh subur juga turut memperkaya toleransi antar-sesama lintas generasi di Kota Singkawang," katanya.
Festival HAM merupakan acara nasional yang digelar rutin setiap tahun. Dia berharap Festival HAM di Kota Singkawang dapat menjadi salah satu instrumen perluasan cakupan kabupaten dan kota berbasis HAM di Indonesia.
"Kami berharap semua dapat menyiapkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, karena dari sinilah praktik dan pengalaman baik akan menular dan menyebar ke berbagai kota dan kabupaten di Indonesia, serta menjadi ajang unjuk diri etalase Indonesia kepada dunia," kata Jaleswari.
Baca juga: Toleransi keberagaman Singkawang diangkat ke layar lebar
Di tempat yang sama, Anggota Komnas HAM Putu Elvina mengatakan Festival HAM dapat mendorong Kota Singkawang menjadi "kota HAM" dengan terus melahirkan dan menjaga keberlangsungan kebijakan serta program-program yang lebih sensitif terhadap kebutuhan warga masyarakatnya.
Definisi kota dan kabupaten HAM, jelas Putu, ialah bagaimana masyarakat dan sosial politik memainkan peran utama sebagai nilai dan prinsip mendasar.
Kota HAM juga dipahami sebagai tata laksana HAM dalam konteks lokal, di mana pemerintah daerah, DPRD, masyarakat sipil, organisasi sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya bekerja sama untuk meningkatkan kualitas hidup bagi semua penduduk dalam semangat kemitraan berdasarkan standar dan norma-norma HAM.
Baca juga: Pemkot Magelang lakukan studi tiru toleransi di Kota Singkawang
"Dan tatanan praktis 'kota HAM' berarti semua penduduk tanpa memandang ras, etnis, jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan, serta status sosial khusus minoritas dan kelompok rentan dan terpinggirkan lainnya dapat berpartisipasi secara penuh dalam pengambilan keputusan," tuturnya.
Dalam rangka menyambut Festival HAM Tahun 2023, seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat saling bersinergi, berkolaborasi, dan memastikan upaya konkret untuk kemajuan konsep-konsep HAM di Kota Singkawang.
"Kami titip kepada pak sekda (Kota Singkawang) selaku yang hadir, program atau anggaran selalu dimonitor agar memastikan semuanya berlandaskan dan berbasis HAM. Kami sangat bersemangat menjadi mitra yang strategis untuk program-program selanjutnya dan kami harapkan beberapa tahun ke depan Singkawang menjadi Kota yang tidak hanya paling toleran, tetapi juga menjadi kota HAM di Indonesia," ujar Putu Elvina.
Baca juga: Menparekraf kagum terhadap toleransi masyarakat Singkawang
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment