Bandung (ANTARA) - Berbagai elemen masyarakat di Jawa Barat mulai dari ulama, tokoh masyarakat, pelajar, hingga TNI dan Polri mengikrarkan diri untuk menjaga dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengucapan ikrar jaga NKRI yang berisi lima poin itu dipimpin anggota Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya dan diikuti seluruh peserta yang hadir dalam acara Kirab Merah Putih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Senin.
Ikrar pertama adalah wajib bagi segenap unsur masyarakat tersebut untuk mensyukuri atas segala pemberian Tuhan Yang Maha Esa, khususnya Tanah Air Indonesia.
Kedua, wajib bagi segenap unsur masyarakat Jabar untuk menjaga keutuhan NKRI di mana pun berada sampai titik darah penghabisan.
Ketiga, segenap unsur masyarakat Jabar bangga menjadi bangsa Indonesia, bangga memiliki tanah air Indonesia, bangga menjadi anak Indonesia dan bangga bertumpah darah Indonesia.
Keempat, semua unsur masyarakat Jabar siap menghadapi segala bentuk rintangan, hambatan, tantangan, ancaman apa pun yang akan merongrong dan menggoyahkan NKRI.
"Lima, darah yang mengalir dalam tubuh kami menjadi saksi bahwa kami tidak rela jika negara kami dipecah belah oleh siapapun dan dalam bentuk apa pun. Bandung 9 Oktober 2023," ucap Habib Luthfi.
Baca juga: Kapolri harapkan TNI-Polri semakin sinergi jaga NKRI
Ditemui selepas acara, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko mengatakan acara Kirab Merah Putih ini bertujuan memperkuat gagasan bahwa NKRI harus menjadi yang utama, terlebih dalam beberapa waktu ke depan akan masuk musim Pemilu 2024.
"Kita semua harus damai dan selalu bersatu. Bagaimana caranya menciptakan pemilu yang damai, penuh dengan kesejukan dan walaupun berbeda kita tetap harus satu karena NKRI itu ada karena perbedaan, bukan karena persamaan. Karena perbedaanlah kita menjadi kuat," kata Erwin.
Erwin mengatakan dengan jumlah penduduk yang besar dibanding daerah lainnya di Indonesia, potensi konflik di Jawa Barat dan Banten memang ada. Namun, dia yakin Jabar akan tetap kondusif dengan kolaborasi TNI-Polri.
"Kami sudah memetakan di mana-mana yang harus kami sentuh. Kami terus pelajari potensi yang ada. Memang potensi konflik itu ada, tapi insyaallah Jabar dan Banten saat pemilu semuanya akan damai," ucapnya.
Di lokasi yang sama, Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mempererat dan memperkuat kebangsaan dalam mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas mendekati pemilu.
"Mengingat mendekati pemilu memang banyak hal-hal yang kadang-kadang timbul friksi-friksi, timbul informasi-informasi hoaks yang akhirnya menyesatkan masyarakat. Karenanya dengan kegiatan cooling system ini, kami mengajak masyarakat untuk menjaga keutuhan bangsa. Dengan melaksanakan pemilu tanpa adanya hal-hal yang akan memecah belah bangsa," ucapnya.
Baca juga: Mahfud MD ingatkan pentingnya Islam wasathiyah untuk jaga NKRI
Mengenai potensi konflik di Jawa Barat, Ibrahim mengindikasikan bahwa setiap daerah dan tempat memiliki potensi tersebut mengingat isu yang "digoreng" oleh orang yang berkepentingan tetap bisa masuk.
Dampaknya akan membuat masyarakat tersesat dan membagi masyarakat dalam beberapa kelompok yang akhirnya menjadi antipati di antara kelompok tersebut hingga ada kemungkinan tercipta gesekan dan mengganggu kamtibmas.
"Apalagi menghadapi pemilu ini. Jadi, kita mengajak masyarakat untuk kompak dalam menghadapi Pemilu 2024. Kita laksanakan pemilu dengan aman dan kondusif tanpa adanya hoaks yang akhirnya menjadi pemecah belah bangsa," ucapnya.
Untuk pengamanan pemilu, Ibrahim mengatakan Polri dibantu TNI akan melakukan pengamanan dengan penyebaran personel secara intensif sejak masa pendaftaran calon yang akan berlangsung beberapa waktu ke depan.
"Jadi, sejak mulai pendaftaran kami melaksanakan setting pengamanan dan setting-an pengamanan itu dilaksanakan mulai dari tingkat mabes, polda, polres sampai tingkat polsek, karena TPS (tempat pemungutan suara) otomatis berada pada lingkup masyarakat," katanya menambahkan.
Baca juga: Komisi I DPR apresiasi peran TNI jaga kedaulatan NKRI
Pengucapan ikrar jaga NKRI yang berisi lima poin itu dipimpin anggota Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya dan diikuti seluruh peserta yang hadir dalam acara Kirab Merah Putih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Senin.
Ikrar pertama adalah wajib bagi segenap unsur masyarakat tersebut untuk mensyukuri atas segala pemberian Tuhan Yang Maha Esa, khususnya Tanah Air Indonesia.
Kedua, wajib bagi segenap unsur masyarakat Jabar untuk menjaga keutuhan NKRI di mana pun berada sampai titik darah penghabisan.
Ketiga, segenap unsur masyarakat Jabar bangga menjadi bangsa Indonesia, bangga memiliki tanah air Indonesia, bangga menjadi anak Indonesia dan bangga bertumpah darah Indonesia.
Keempat, semua unsur masyarakat Jabar siap menghadapi segala bentuk rintangan, hambatan, tantangan, ancaman apa pun yang akan merongrong dan menggoyahkan NKRI.
"Lima, darah yang mengalir dalam tubuh kami menjadi saksi bahwa kami tidak rela jika negara kami dipecah belah oleh siapapun dan dalam bentuk apa pun. Bandung 9 Oktober 2023," ucap Habib Luthfi.
Baca juga: Kapolri harapkan TNI-Polri semakin sinergi jaga NKRI
Ditemui selepas acara, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko mengatakan acara Kirab Merah Putih ini bertujuan memperkuat gagasan bahwa NKRI harus menjadi yang utama, terlebih dalam beberapa waktu ke depan akan masuk musim Pemilu 2024.
"Kita semua harus damai dan selalu bersatu. Bagaimana caranya menciptakan pemilu yang damai, penuh dengan kesejukan dan walaupun berbeda kita tetap harus satu karena NKRI itu ada karena perbedaan, bukan karena persamaan. Karena perbedaanlah kita menjadi kuat," kata Erwin.
Erwin mengatakan dengan jumlah penduduk yang besar dibanding daerah lainnya di Indonesia, potensi konflik di Jawa Barat dan Banten memang ada. Namun, dia yakin Jabar akan tetap kondusif dengan kolaborasi TNI-Polri.
"Kami sudah memetakan di mana-mana yang harus kami sentuh. Kami terus pelajari potensi yang ada. Memang potensi konflik itu ada, tapi insyaallah Jabar dan Banten saat pemilu semuanya akan damai," ucapnya.
Di lokasi yang sama, Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mempererat dan memperkuat kebangsaan dalam mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas mendekati pemilu.
"Mengingat mendekati pemilu memang banyak hal-hal yang kadang-kadang timbul friksi-friksi, timbul informasi-informasi hoaks yang akhirnya menyesatkan masyarakat. Karenanya dengan kegiatan cooling system ini, kami mengajak masyarakat untuk menjaga keutuhan bangsa. Dengan melaksanakan pemilu tanpa adanya hal-hal yang akan memecah belah bangsa," ucapnya.
Baca juga: Mahfud MD ingatkan pentingnya Islam wasathiyah untuk jaga NKRI
Mengenai potensi konflik di Jawa Barat, Ibrahim mengindikasikan bahwa setiap daerah dan tempat memiliki potensi tersebut mengingat isu yang "digoreng" oleh orang yang berkepentingan tetap bisa masuk.
Dampaknya akan membuat masyarakat tersesat dan membagi masyarakat dalam beberapa kelompok yang akhirnya menjadi antipati di antara kelompok tersebut hingga ada kemungkinan tercipta gesekan dan mengganggu kamtibmas.
"Apalagi menghadapi pemilu ini. Jadi, kita mengajak masyarakat untuk kompak dalam menghadapi Pemilu 2024. Kita laksanakan pemilu dengan aman dan kondusif tanpa adanya hoaks yang akhirnya menjadi pemecah belah bangsa," ucapnya.
Untuk pengamanan pemilu, Ibrahim mengatakan Polri dibantu TNI akan melakukan pengamanan dengan penyebaran personel secara intensif sejak masa pendaftaran calon yang akan berlangsung beberapa waktu ke depan.
"Jadi, sejak mulai pendaftaran kami melaksanakan setting pengamanan dan setting-an pengamanan itu dilaksanakan mulai dari tingkat mabes, polda, polres sampai tingkat polsek, karena TPS (tempat pemungutan suara) otomatis berada pada lingkup masyarakat," katanya menambahkan.
Baca juga: Komisi I DPR apresiasi peran TNI jaga kedaulatan NKRI
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment