Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Perindo Yusuf Lakaseng menilai wacana menjadikan bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto merupakan harapan Koalisi Indonesia Maju untuk menang mudah pada Pilpres 2024
Koalisi Indonesia Maju (KIM) beranggotakan tiga partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Yusuf yang ditemui di Jakarta, Senin, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 tidak tepat menempatkan Ganjar sebagai cawapres.
"Pada Rakernas IV PDIP, pernyataan Ibu Megawati sudah jelas bahwa tidak ada rencana menduetkan Prabowo-Ganjar dengan posisi Ganjar sebagai cawapres. Wacana itu mungkin harapan kubu Prabowo untuk mudah memenangkan kontestasi Pilpres 2024," kata Yusuf.
Ia justru menegaskan bahwa sebentar lagi bakal cawapres pendamping Ganjar akan diumumkan. Sosok tersebut menjadi harapan akan lahirnya duet pemimpin nasional yang akan memberikan keadilan dan kesejahteraan.
Sementara itu, peneliti SMRC Saidiman Ahmad menilai tidak realistis untuk menduetkan Ganjar dengan Prabowo, siapa pun capres dan cawapresnya.
Alasannya, lanjut Saidiman, pertama karena Ganjar dan Prabowo sama-sama sangat kompetitif. "Mereka punya peluang yang sangat besar untuk menang pemilu," ujarnya.
Kedua, menurut dia, partai asal dua tokoh itu sekarang yang terbesar sehingga menjadi sangat berat bagi kedua partai untuk tidak mengambil kesempatan mendudukkan wakilnya sebagai presiden.
Dia menjelaskan alasan ketiga, baik PDIP maupun Gerindra sekarang menikmati efek ekor jas dari popularitas Ganjar dan Prabowo sebagai calon presiden.
"Kalau diturunkan menjadi cawapres, ada potensi efek ekor jas itu bisa berkurang pada PDIP maupun Gerindra," ujarnya.
Sebelumnya, pada Minggu (1/10), PDI Perjuangan menutup rapat-rapat pintu perjodohan antara bakal capres Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menyusul adanya wacana duet Ganjar sebagai bakal cawapres Prabowo.
"Iya (menutup pintu duet sebagai bakal cawapres Prabowo), menegaskan bahwa capres dari PDIP bekerja sama dengan partai pendukung adalah Bapak Ganjar Pranowo," ujar Djarot saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10).
Ia mengatakan tidak mungkin Ganjar diturunkan posisinya menjadi bakal cawapres karena empat partai politik pengusung Ganjar telah menetapkan mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjadi capres.
Keempat partai politik pengusung Ganjar meliputi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) beranggotakan tiga partai politik, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Yusuf yang ditemui di Jakarta, Senin, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 tidak tepat menempatkan Ganjar sebagai cawapres.
"Pada Rakernas IV PDIP, pernyataan Ibu Megawati sudah jelas bahwa tidak ada rencana menduetkan Prabowo-Ganjar dengan posisi Ganjar sebagai cawapres. Wacana itu mungkin harapan kubu Prabowo untuk mudah memenangkan kontestasi Pilpres 2024," kata Yusuf.
Ia justru menegaskan bahwa sebentar lagi bakal cawapres pendamping Ganjar akan diumumkan. Sosok tersebut menjadi harapan akan lahirnya duet pemimpin nasional yang akan memberikan keadilan dan kesejahteraan.
Sementara itu, peneliti SMRC Saidiman Ahmad menilai tidak realistis untuk menduetkan Ganjar dengan Prabowo, siapa pun capres dan cawapresnya.
Alasannya, lanjut Saidiman, pertama karena Ganjar dan Prabowo sama-sama sangat kompetitif. "Mereka punya peluang yang sangat besar untuk menang pemilu," ujarnya.
Kedua, menurut dia, partai asal dua tokoh itu sekarang yang terbesar sehingga menjadi sangat berat bagi kedua partai untuk tidak mengambil kesempatan mendudukkan wakilnya sebagai presiden.
Dia menjelaskan alasan ketiga, baik PDIP maupun Gerindra sekarang menikmati efek ekor jas dari popularitas Ganjar dan Prabowo sebagai calon presiden.
"Kalau diturunkan menjadi cawapres, ada potensi efek ekor jas itu bisa berkurang pada PDIP maupun Gerindra," ujarnya.
Sebelumnya, pada Minggu (1/10), PDI Perjuangan menutup rapat-rapat pintu perjodohan antara bakal capres Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menyusul adanya wacana duet Ganjar sebagai bakal cawapres Prabowo.
"Iya (menutup pintu duet sebagai bakal cawapres Prabowo), menegaskan bahwa capres dari PDIP bekerja sama dengan partai pendukung adalah Bapak Ganjar Pranowo," ujar Djarot saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10).
Ia mengatakan tidak mungkin Ganjar diturunkan posisinya menjadi bakal cawapres karena empat partai politik pengusung Ganjar telah menetapkan mantan Gubernur Jawa Tengah itu menjadi capres.
Keempat partai politik pengusung Ganjar meliputi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment