Tuesday, April 21, 2020

Presiden ingin reformasi besar-besaran sektor pangan, ini sebabnya

Presiden ingin reformasi besar-besaran sektor pangan, ini sebabnya
Dokumentasi - Presiden Joko Widodo mengamati sejumlah petani yang sedang panen raya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (3/10/2015). ANTARA FOTO/Maulana Surya/nz/aa.
Situasi COVID-19 ini marilah kita jadikan momentum, sekali lagi ambil ini sebagai momentum reformasi besar-besaran dalam sektor pangan di negara kita
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan reformasi dilakukan besar-besaran pada sektor pangan di Tanah Air di tengah wabah Virus Corona baru atau COVID-19.

Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas secara virtual bertopik Antisipasi Kebutuhan Bahan Pokok dari Istana Merdeka Jakarta, Selasa, mengatakan situasi masa darurat COVID-19 ideal untuk dijadikan momentum reformasi sektor pangan.

“Situasi COVID-19 ini marilah kita jadikan momentum, sekali lagi ambil ini sebagai momentum reformasi besar-besaran dalam sektor pangan di negara kita. Jangan kehilangan momentum kita,” kata Presiden Jokowi.

Ia menekankan perlunya langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Terlebih organisasi pangan dunia FAO pun telah memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini dapat menyebabkan krisis pangan dunia sehingga harus direspons dengan waspada dan hati-hati.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan hitung cermat ketersedian beras

“Oleh sebab itu, setiap negara terutama negara-negara produsen beras akan lebih memprioritaskan kebutuhan sendiri, kebutuhan dalam negeri mereka, dan rantai pasok bahan pangan akan terganggu karena kebijakan lockdown, jadi kebijakan lockdown juga mempengaruhi rantai pasok bahan pangan ini,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara kemudian menekankan beberapa hal di masa darurat COVID-19 saat ini yakni terkait perlu dipastikannya ketersediaan bahan pokok.

“Hitung yang betul berapa produksi beras kita, kemudian perkiraan produksi beras saat masuk musim kemarau juga cadangan beras nasional kita cukup untuk berapa lama, tolong betul-betul dihitung, jangan overestimate, tolong dikalkulasi yang cermat, dihitung yang detail berbasis data empiris yang valid dan reliable,” katanya.
Hal kedua terkait rantai pasok yang harus sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat. Untuk itu harus dipastikan dalam supply chain bahwa petani mendapat perlindungan yang baik dan harus dihindari praktik-praktik yang tidak sehat dengan menerapkan prinsip tata kelola yang baik.

“Saya juga minta satgas pangan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengawasi rantai pasok dan stok pangan,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga menekankan agar harga bahan-bahan pokok terjangkau rakyat dan jangan sampai terjadi kenaikan.

Baca juga: Heran harga beras naik, Presiden: Tolong lapangannya diperiksa betul



 
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2020

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Presiden ingin reformasi besar-besaran sektor pangan, ini sebabnya

0 comments:

Post a Comment