Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menjadi keynote speaker dalam acara Graduation Banking Editors Masterclass dengan tema “Peran Perbankan dalam adaptasi UMKM di Masa Pandemi” yang digelar secara virtual, Rabu, mengatakan program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster.
“Pertama, bagi usaha mikro yang ‘unbankable’, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” kata MenkopUKM Teten Masduki.
Kedua, PEN bagi kelompok usaha yang sudah “bankable” dan telah mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
Baca juga: Dukung PEN, Menteri PUPR usulkan tambahan anggaran Rp2,5 triliun
“Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” kata Teten.
Ia mengakui pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM yaitu kesulitan pemasaran 22,9 persen, distribusi terhambat 20,01 persen, kesulitan permodalan 19,39 persen, dan bahan baku 18,87 persen.
“Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya,” ujar Teten mengutip data SMRC tahun 2020.
Baca juga: Menko Airlangga pastikan PEN dapat pulihkan sektor UMKM
Meskipun demikian, menurut Teten, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun negara-negara anggota G20, seperti Amerika Serikat (-3,5 persen), Jerman (-5,0 persen), Rusia (-3,1 persen), Singapura (-5,8 persen), dan Filipina (-9,5 persen).
Kondisi ekonomi RI berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (yoy) atau jauh lebih baik dari triwulan II (minus 5,32 persen), maupun triwulan III (minus 3,49 persen).
“Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis,” kata Teten Masduki.
Untuk mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih “feasible” untuk mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.
Dengan begitu UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah.
Teten menjelaskan 4 transformasi besar yang dimaksud yaitu transformasi dari informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai (“value chain”), dan modernisasi koperasi.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menjadi keynote speaker dalam acara Graduation Banking Editors Masterclass dengan tema “Peran Perbankan dalam adaptasi UMKM di Masa Pandemi” yang digelar secara virtual, Rabu, mengatakan program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster.
“Pertama, bagi usaha mikro yang ‘unbankable’, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” kata MenkopUKM Teten Masduki.
Kedua, PEN bagi kelompok usaha yang sudah “bankable” dan telah mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
Baca juga: Dukung PEN, Menteri PUPR usulkan tambahan anggaran Rp2,5 triliun
“Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” kata Teten.
Ia mengakui pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM yaitu kesulitan pemasaran 22,9 persen, distribusi terhambat 20,01 persen, kesulitan permodalan 19,39 persen, dan bahan baku 18,87 persen.
“Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya,” ujar Teten mengutip data SMRC tahun 2020.
Baca juga: Menko Airlangga pastikan PEN dapat pulihkan sektor UMKM
Meskipun demikian, menurut Teten, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun negara-negara anggota G20, seperti Amerika Serikat (-3,5 persen), Jerman (-5,0 persen), Rusia (-3,1 persen), Singapura (-5,8 persen), dan Filipina (-9,5 persen).
Kondisi ekonomi RI berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (yoy) atau jauh lebih baik dari triwulan II (minus 5,32 persen), maupun triwulan III (minus 3,49 persen).
“Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis,” kata Teten Masduki.
Untuk mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih “feasible” untuk mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.
Dengan begitu UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah.
Teten menjelaskan 4 transformasi besar yang dimaksud yaitu transformasi dari informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai (“value chain”), dan modernisasi koperasi.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment