Semarang (ANTARA) -
Menurut Menparekraf, Desa Wisata Lerep merupakan salah satu dari 55 desa wisata di Kabupaten Semarang yang akan dikembangkan Kemenparekraf.
Desa-desa wisata tersebut, lanjut dia, akan menyokong destinasi wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah seperti Objek Wisata Candi Borobudur, Taman Nasional Gunung Merapi, dan Kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Baca juga: Sandiaga Uno siap bantu kembangkan wisata Gresik
"Kabupaten Semarang saja ada 55 desa wisata, kami lagi mendata di destinasi super prioritas Borobudur untuk kita sama-sama kembangkan agar masyarakat ekonominya bisa kembali bergerak, tentunya dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ujarnya.
Selain pengembangan desa wisata, Kemenparekraf akan meningkatkan sumber daya manusia dan perbaikan infrastruktur dengan berbagai program pendampingan.
"Desa Wisata Lerep ini nanti akan ada program-program pendampingan, SDM-nya bagaimana bisa lakukan paket wisata agro," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendampingi kunjungan kerja Menparekraf menambahkan, pihaknya mendukung penuh upaya Kemenparekraf dalam memulihkan kembali sektor parekraf di Jateng.
Peningkatan SDM, lanjut Ganjar, akan dilakukan bersamaan dengan perbaikan infrastruktur kawasan desa wisata.
Politikus PDI Perjuangan itupun berencana akan membangun jaringan bus yang terintegrasi dari tengah kota menuju setiap desa wisata di Jawa Tengah agar desa wisata yang lokasinya terpencil, seperti Desa Wisata Lerep dapat diakses dengan mudah oleh para wisatawan.
"Dihadirkan 'shuttle bus', sangat mungkin dilakukan dan itu bisa menjadi unit usaha yang bisa dibikin, maka di luar nanti ada terminalnya, arahan Pak Menteri tadi, mereka berhenti seperti airport gitukan, terus kemudian ada shuttle-nya," ujarnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia memprioritaskan pengembangan desa wisata sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat sekaligus untuk menyokong destinasi wisata unggulan.
Menurut Menparekraf, Desa Wisata Lerep merupakan salah satu dari 55 desa wisata di Kabupaten Semarang yang akan dikembangkan Kemenparekraf.
Desa-desa wisata tersebut, lanjut dia, akan menyokong destinasi wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah seperti Objek Wisata Candi Borobudur, Taman Nasional Gunung Merapi, dan Kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Baca juga: Sandiaga Uno siap bantu kembangkan wisata Gresik
"Kabupaten Semarang saja ada 55 desa wisata, kami lagi mendata di destinasi super prioritas Borobudur untuk kita sama-sama kembangkan agar masyarakat ekonominya bisa kembali bergerak, tentunya dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," ujarnya.
Selain pengembangan desa wisata, Kemenparekraf akan meningkatkan sumber daya manusia dan perbaikan infrastruktur dengan berbagai program pendampingan.
Kemenparekraf juga sedang melakukan pemutakhiran data guna memetakan kawasan wisata menjadi empat kategori yakni "customized", "personalized", "localized", dan "smaller in size".
Baca juga: Meramu kehidupan sederhana petani jadi daya tarik wisata edukasi
Baca juga: Meramu kehidupan sederhana petani jadi daya tarik wisata edukasi
"Desa Wisata Lerep ini nanti akan ada program-program pendampingan, SDM-nya bagaimana bisa lakukan paket wisata agro," katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendampingi kunjungan kerja Menparekraf menambahkan, pihaknya mendukung penuh upaya Kemenparekraf dalam memulihkan kembali sektor parekraf di Jateng.
Peningkatan SDM, lanjut Ganjar, akan dilakukan bersamaan dengan perbaikan infrastruktur kawasan desa wisata.
Politikus PDI Perjuangan itupun berencana akan membangun jaringan bus yang terintegrasi dari tengah kota menuju setiap desa wisata di Jawa Tengah agar desa wisata yang lokasinya terpencil, seperti Desa Wisata Lerep dapat diakses dengan mudah oleh para wisatawan.
"Dihadirkan 'shuttle bus', sangat mungkin dilakukan dan itu bisa menjadi unit usaha yang bisa dibikin, maka di luar nanti ada terminalnya, arahan Pak Menteri tadi, mereka berhenti seperti airport gitukan, terus kemudian ada shuttle-nya," ujarnya.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment