New York (ANTARA) - Dolar AS naik ke level tertinggi tiga minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didukung data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan yang menunjukkan pasar tenaga kerja membaik dan memperkuat tanda-tanda bahwa ekonomi terbesar di dunia itu sedang menuju pemulihan dari krisis pandemi Covid-19.

Greenback, yang sudah berada pada pijakan kuat menjelang laporan klaim pengangguran dan dan penggajian (payrolls) swasta, naik ke puncak tiga minggu terhadap euro dan ke tertinggi dua bulan terhadap yen.

Angka penggajian swasta AS meningkat 978.000 pekerjaan pada Mei. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan, kenaikan terbesar sejak Juni 2020. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka penggajian swasta akan meningkat 650.000 pekerjaan.

Pada saat yang sama, klaim pengangguran awal AS turun di bawah 400.000 minggu lalu untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai lebih dari setahun yang lalu.

“Anda telah mendapat keuntungan dolar AS karena ekonomi di baliknya tampaknya keluar dari mode pandemi dan sekarang indikator memberi kita tanda-tanda momentum yang jelas,” kata Juan Perez, ahli strategi dan pedagang valas di Tempus Inc di Washington.

Pedagang juga menunggu laporan data penggajian nonpertanian AS untuk Mei, yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, yang dapat mengatur nada pada pertemuan Federal Reserve bulan ini. Konsensus perkiraan para ekonom Wall Street untuk angka penggajian nonpertanian AS adalah 650.000 pekerjaan baru AS bulan lalu.

“Keadaan pasar tenaga kerja AS tetap lebih tidak pasti dan tidak stabil dari biasanya karena muncul dari gangguan pandemi COVID yang belum pernah terjadi sebelumnya,” Matt Weller, kepala riset pasar global di FOREX.com dan City Index, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

“Fluktuasi bulan ke bulan dalam laporan ini sangat sulit diprediksi, jadi kami tidak akan memasukkan terlalu banyak perkiraan ke dalam perkiraan apa pun,” tambah Weller.

Dalam perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang, naik 0,7 persen menjadi 90,5040. Indeks mencapai tertinggi tiga minggu di 90,554 dan menemukan dukungan kuat di sekitar 89,946 dalam sesi terakhir setelah jatuh 2,0 persen pada April dan 1,6 persen lebih lanjut pada Mei.

Euro, sementara itu, melemah 0,7 persen terhadap dolar menjadi 1,2123 dolar AS, setelah sebelumnya meluncur ke level terendah tiga minggu di 1,2118 dolar AS.

Terhadap yen, dolar naik 0,6 persen menjadi 110,245 yen. Sebelumnya, greenback naik ke tertinggi dua bulan di 110,315 yen.

The Fed juga mulai mengendurkan beberapa pembelian asetnya, yang menurut beberapa analis kemungkinan merupakan langkah pendahulu bank sentral yang akhirnya mengurangi pelonggaran kuantitatifnya.

Pada Kamis (3/6/2021), The Fed New York mengatakan akan mulai secara bertahap menjual portofolio ETF (exchange-traded funds atau reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek) yang berinvestasi dalam obligasi korporasi pada 7 Juni, langkah pertama dalam melepas kepemilikan obligasi korporasi yang diperoleh selama pandemi.

Dalam berita mata uang lainnya, Rusia mengumumkan akan sepenuhnya menghapus aset dolar AS dari National Wealth Fund (NWF), sambil meningkatkan pangsa euro, yuan China, dan emas, menurut Menteri Keuangan Anton Siluanov pada Kamis (3/6/2021). Perubahan diharapkan dalam waktu satu bulan.

Langkah itu tidak memiliki dampak langsung pada mata uang.

Baca juga: Dolar menguat tipis saat investor mencari petunjuk dari data ekonomi
Baca juga: Dolar melemah, inflasi naik, emas incar level psikologis 2.000 dolar
Baca juga: Dolar AS merosot menjelang laporan data ekonomi penting

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021