Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar laboratorium (lab) untuk tes PCR tidak hanya tersedia di ibukota provinsi saja, tapi juga bisa ditambah hingga ke tingkat kabupaten/kota.
Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Vaksinasi bersama Menteri Kesehatan dan para ahli epidemologi dari sejumlah universitas di Indonesia secara daring, Rabu, mengatakan hal itu perlu dilakukan seiring dengan digalakkannya upaya 3T (Testing, Tracing dan Treatment) untuk menangani pandemi Covid-19.
"Pak Dante (Wakil Menteri Kesehatan) coba dicek dulu untuk lab PCR ini supaya jangan sampai 3T ini gagal hanya karena lab PCR-nya tidak cukup," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PPKM Darurat, peminat "PCR" di Diagnos Lab capai 2.900 tes per hari
Ketersediaan lab PCR pada level kabupaten/kota, menurut Luhut, dapat sekaligus melengkapi kebutuhan rumah sakit di daerah.
Koordinator PPKM Jawa-Bali itu juga meminta agar upaya 3T bisa dilakukan untuk melacak hingga minimal ke lima orang yang memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19.
Lebih lanjut, Luhut juga mengarahkan peserta rapat untuk melihat keadaan di lingkungan masing-masing terkait pelaksanaan testing, tracing, dan treatment.
Selain itu, dia juga meminta Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengejar target vaksinasi sampai dengan 2 juta dosis per hari.
Baca juga: Mulai besok, hasil PCR yang diakui hanya dari 742 lab afiliasi Kemkes
Vaksinasi juga menjadi salah satu upaya untuk bisa mengendalikan pandemi karena diharapkan akan memberikan kekebalan kelompok (herd immunity).
"(Vaksinasi) 2 juta ini bisa mulai dilakukan pada minggu pertama Agustus ya, kalau ada vaksinnya cukup saya harap bisa sampai 200 juta sampai dengan Desember 2021," pungkas Luhut.
Merespon permintaan Luhut, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan pembukaan lab di level kabupaten/kota akan terlebih dahulu dicoba di wilayah Jawa-Bali.
"Memang ada beberapa hal yang perlu kita evaluasi mengenai pelaksanaan testing di Puskesmas. Karena PCR di Puskesmas itu banyak juga memberikan pelayanan kepada yang terkonfirmasi. Sementara untuk pembukaan lab PCR untuk kabupaten/kota akan coba kita lakukan untuk wilayah Jawa-Bali dahulu," kata Wamenkes Dante.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan seiring dengan digalakkannya upaya 3T, maka kemungkinan angka positif Covid-19 juga akan naik.
Namun, diharapkan hal tersebut justru akan mempermudah proses penanganan pasien sejak dini dan mengurangi potensi penularan virus.
Menkes Budi menambahkan mayoritas kasus kematian terjadi pada pasien yang belum vaksin dan umumnya masih di IGD dengan saturasi yang rendah.
"Pasien datang dengan saturasi rendah, kemudian meninggal. Itu sudah dipastikan datangnya telat. Makanya Pak Menko kita akan ajarin untuk mengenali saturasi ini, jadi kita bisa menghindari kematian akibat telat dibawa ke rumah sakit," kata Menkes Budi.
Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Vaksinasi bersama Menteri Kesehatan dan para ahli epidemologi dari sejumlah universitas di Indonesia secara daring, Rabu, mengatakan hal itu perlu dilakukan seiring dengan digalakkannya upaya 3T (Testing, Tracing dan Treatment) untuk menangani pandemi Covid-19.
"Pak Dante (Wakil Menteri Kesehatan) coba dicek dulu untuk lab PCR ini supaya jangan sampai 3T ini gagal hanya karena lab PCR-nya tidak cukup," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PPKM Darurat, peminat "PCR" di Diagnos Lab capai 2.900 tes per hari
Ketersediaan lab PCR pada level kabupaten/kota, menurut Luhut, dapat sekaligus melengkapi kebutuhan rumah sakit di daerah.
Koordinator PPKM Jawa-Bali itu juga meminta agar upaya 3T bisa dilakukan untuk melacak hingga minimal ke lima orang yang memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19.
Lebih lanjut, Luhut juga mengarahkan peserta rapat untuk melihat keadaan di lingkungan masing-masing terkait pelaksanaan testing, tracing, dan treatment.
Selain itu, dia juga meminta Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengejar target vaksinasi sampai dengan 2 juta dosis per hari.
Baca juga: Mulai besok, hasil PCR yang diakui hanya dari 742 lab afiliasi Kemkes
Vaksinasi juga menjadi salah satu upaya untuk bisa mengendalikan pandemi karena diharapkan akan memberikan kekebalan kelompok (herd immunity).
"(Vaksinasi) 2 juta ini bisa mulai dilakukan pada minggu pertama Agustus ya, kalau ada vaksinnya cukup saya harap bisa sampai 200 juta sampai dengan Desember 2021," pungkas Luhut.
Merespon permintaan Luhut, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan pembukaan lab di level kabupaten/kota akan terlebih dahulu dicoba di wilayah Jawa-Bali.
"Memang ada beberapa hal yang perlu kita evaluasi mengenai pelaksanaan testing di Puskesmas. Karena PCR di Puskesmas itu banyak juga memberikan pelayanan kepada yang terkonfirmasi. Sementara untuk pembukaan lab PCR untuk kabupaten/kota akan coba kita lakukan untuk wilayah Jawa-Bali dahulu," kata Wamenkes Dante.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan seiring dengan digalakkannya upaya 3T, maka kemungkinan angka positif Covid-19 juga akan naik.
Namun, diharapkan hal tersebut justru akan mempermudah proses penanganan pasien sejak dini dan mengurangi potensi penularan virus.
Menkes Budi menambahkan mayoritas kasus kematian terjadi pada pasien yang belum vaksin dan umumnya masih di IGD dengan saturasi yang rendah.
"Pasien datang dengan saturasi rendah, kemudian meninggal. Itu sudah dipastikan datangnya telat. Makanya Pak Menko kita akan ajarin untuk mengenali saturasi ini, jadi kita bisa menghindari kematian akibat telat dibawa ke rumah sakit," kata Menkes Budi.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment