Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap jurnalis dapat mempraktikkan "jurnalisme bijak" sehingga dapat menyampaikan informasi yang akurat.

"Jurnalisme tidak sekedar fakta tetapi buka memperhitungkan dampak, tidak sekedar 'good journalism', tetapi juga 'wise journalism', jurnalisme yang bijak," kata Presiden Jokowi melalui sambungan konferensi video dalam acara Kongres VI Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) yang ditayangkan di kanal Youtube IJTI pada Jumat.

Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada para jurnalis televisi yang telah membantu pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 selama hampir 2 tahun.

"Dengan menyampaikan informasi yang akurat, memberi apresiasi dan semangat tetapi juga kritik yang konstruktif. Di masa pandemi kita semakin menyadari pentingnya informasi, masyarakat dibanjiri berbagai informasi terkait pandemi, infodemi datang dengan cepat dan jangkauan masif tapi dampaknya tidak kalah dahsyat dibandingkan pandemi itu sendiri," tambah Presiden.

Presiden Jokowi mengungkapkan di tengah banjirnya Informasi, peran para jurnalis semakin penting.
Baca juga: Erick bangga Garuda dipakai Presiden kunker luar negeri saat pandemi
Baca juga: Presiden kunjungi tiga negara dengan Garuda Indonesia untuk efisiensi
Baca juga: Presiden mohon doa rakyat Indonesia atas perjalanannya ke tiga negara


"Menjadi suluh dari kegelapan, menjaga situasi tetap jernih, membangkitkan optimisme dan harapan dalam masyarakat," ungkap Presiden.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengatakan saat ini pers harus mampu beradaptasi dengan cepat, gesit mengejar ketertinggalan, cepat mempelajari kompetensi baru, inovatif dalam menghadapi era disrupsi teknologi.

"Kehadiran berbagai 'platform' media baru harus memacu para jurnalis lebih kreatif dan produktif, terus memperkuat value-nya sebagai penyebar informasi yang kredibel, meningkatkan kecermatan, menjaga independensi dan objektivitas," tambah Presiden.

Kehadiran "platform" media baru, menurut Presiden Jokowi, juga harus mendukung transformasi kemajuan bangsa.

"Bukan semata-mata dimotivasi untuk menumpuk jumlah penonton, menumpuk jumlah 'subscriber', menumpuk jumlah 'like' atau pun sekadar 'clickbait', tetapi seharusnya bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat bangsa dan kemanusiaan," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi selanjutnya menyatakan pemerintah akan terus memegang teguh komitmen untuk menjaga kemerdekaan pers, membuka ruang bagi insan pers untuk menyuarakan kepentingan publik, terbuka atau sikap kritis dan solutif mengawal berbagai kebijakan pemerintah.

"Saya juga menyadari begitu banyak kritikan kepada pemerintah terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan," ungkap Presiden.

Namun, kritik yang membangun itu sangat penting.

"Pemerintah akan menjawab dengan pemenuhan tanggung jawab agar membuahkan hasil yang diharapkan untuk kepentingan rakyat," kata Presiden.
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2021