Sidoarjo (ANTARA) - Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono, mengatakan, helikopter sangat dibutuhkan untuk tugas TNI AL dalam Sistem Senjata Armada Terpadu.
"Hal itu karena selain melaksanakan tugas peperangan kapal selam, helikopter juga digunakan untuk angkut personel dalam rangka gerakan kapal ke pantai untuk angkut pasukan Marinir menuju sasaran di darat," katanya, usai menyaksikan serah terima dua unit helikopter latih mesin tunggal Bell 505 di apron Museum Penerbangan Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu.
Baca juga: TNI AL modernisasi helikopter latih Puspenerbal
Ia mengatakan, pilot-pilot juga sudah disiapkan sehingga dengan adanya helikopter latih ini akan meningkatkan profesionalisme prajurit-prajurit khususnya pilot-pilot helikopter dalam melaksanakan tugas pokoknya. "Salah satunya dalam peperangan antikapal selam dan juga pergeseran personel dari kapal ke darat," ujarnya.
Ia mengatakan, TNI AL juga membutuhkan pesawat intai maritim yang menjadi tugas pokok TNI AL. Dalam doktrinnya, TNI AL menganut doktrin operasi Sistem Senjata Armada Terpadu, yang merupakan penggabungan operasi antara kapal-kapal perang, pesawat terbang militer, pangkalan-pangkalan TNI AL, dan personel Korps Marinir TNI AL sebagai pasukan pendarat yang merebut dan menguasai daratan yang disasar.
Baca juga: TNI AL gunakan helikopter distribusi bantuan ke desa terpencil
"Saat ini TNI AL hanya memiliki delapan unit pesawat fixed wing dengan kebutuhan yang sangat banyak dengan perbatasan 10 negara yang memiliki kerawanan. Sehingga tidak mengandalkan KRI yang terus menerus patroli. Karena dengan mengandalkan pesawat tersebut, kemudian KRI akan datang untuk menindaklanjuti," ujarnya.
Sementara itu, helikopter latih Bell 505 adalah helikopter yang dikembangkan Bell Textron Kanada yaitu generasi terbaru Bell Textron yang efisien pemakaian bahan bakarnya.
Baca juga: TNI AL tempatkan helikopter dukung keamanan laut di Selat Malaka
Selain itu, juga dilengkapi rangkaian avionika yang canggih sehingga tepat digunakan dalam rangka mendukung peningkatan kualifikasi penerbang dan siswa penerbang TNI AL.
"Hal itu karena selain melaksanakan tugas peperangan kapal selam, helikopter juga digunakan untuk angkut personel dalam rangka gerakan kapal ke pantai untuk angkut pasukan Marinir menuju sasaran di darat," katanya, usai menyaksikan serah terima dua unit helikopter latih mesin tunggal Bell 505 di apron Museum Penerbangan Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu.
Baca juga: TNI AL modernisasi helikopter latih Puspenerbal
Ia mengatakan, pilot-pilot juga sudah disiapkan sehingga dengan adanya helikopter latih ini akan meningkatkan profesionalisme prajurit-prajurit khususnya pilot-pilot helikopter dalam melaksanakan tugas pokoknya. "Salah satunya dalam peperangan antikapal selam dan juga pergeseran personel dari kapal ke darat," ujarnya.
Ia mengatakan, TNI AL juga membutuhkan pesawat intai maritim yang menjadi tugas pokok TNI AL. Dalam doktrinnya, TNI AL menganut doktrin operasi Sistem Senjata Armada Terpadu, yang merupakan penggabungan operasi antara kapal-kapal perang, pesawat terbang militer, pangkalan-pangkalan TNI AL, dan personel Korps Marinir TNI AL sebagai pasukan pendarat yang merebut dan menguasai daratan yang disasar.
Baca juga: TNI AL gunakan helikopter distribusi bantuan ke desa terpencil
"Saat ini TNI AL hanya memiliki delapan unit pesawat fixed wing dengan kebutuhan yang sangat banyak dengan perbatasan 10 negara yang memiliki kerawanan. Sehingga tidak mengandalkan KRI yang terus menerus patroli. Karena dengan mengandalkan pesawat tersebut, kemudian KRI akan datang untuk menindaklanjuti," ujarnya.
Sementara itu, helikopter latih Bell 505 adalah helikopter yang dikembangkan Bell Textron Kanada yaitu generasi terbaru Bell Textron yang efisien pemakaian bahan bakarnya.
Baca juga: TNI AL tempatkan helikopter dukung keamanan laut di Selat Malaka
Selain itu, juga dilengkapi rangkaian avionika yang canggih sehingga tepat digunakan dalam rangka mendukung peningkatan kualifikasi penerbang dan siswa penerbang TNI AL.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2021
0 comments:
Post a Comment