Jakarta (ANTARA) - Peluang Indonesia menjadi pemain global di industri baterai makin mengecil setelah gagal mengakuisisi StreetScooter Engineering, produsen kendaraan listrik yang berbasis di Jerman.
Pasalnya, StreetScooter Engineering secara resmi telah diambilalih oleh Odin Automotive, perusahaan kendaraan bermotor yang berpusat di Luksemburg.
"Akuisisi StreetScooter dari Deutsche Post menandai pencapaian besar bagi kami dan kami memperoleh OEM (Original Equipment Manufacturer) yang terbukti dan mapan di bidang kendaraan listrik," kata CEO dan Chairman Odin Automotive Stefan Krause dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Odin disebut telah menyelesaikan transaksi akuisisi dengan Deutsche Post DHL Group yang didukung beberapa institusi keuangan dan perusahaan investasi berskala global, seperti Sparta Capital Management, Hitachi dan Neapco dari Jepang, serta GIC yang merupakan perusahaan investasi milik pemerintah Singapura.
Akuisisi ini menjadikan Odin sebagai pengendali perusahaan, pemilik hak kekayaan intelektual, dan menjadi pemilik seluruh anak usaha StreetScooter.
Baca juga: Moeldoko: Saatnya industri kendaraan listrik Indonesia mandiri
Aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah ekspansi perusahaan untuk memperluas cakupan pasar kendaraan bertenaga listrik, dari hulu sampai hilir.
Pengambilalihan juga sekaligus mengamankan aspek pengembangan sistem baterai dan manufaktur sehingga sangat menguntungkan Odin.
Sebelumnya, Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang berencana mengakusisi StreetScooter sebagai bagian membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari nikel menjadi baterai listrik lalu memiliki teknologi membangun motor dan mobil listrik Indonesia.
IBC merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum atau MIND ID, anak usahanya Aneka Tambang, PT Pertamina dan PT PLN.
Baca juga: Industri baterai kendaraan listrik sangat menjanjikan
Rencana akuisisi StreetScooter sebagai bagian membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari nikel menjadi baterai listrik lalu memiliki teknologi membangun motor dan mobil listrik Indonesia.
Namun, rencana tersebut sempat menuai kritik, diantaranya dari Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama.
Sejumlah media massa memberitakan, Basuki alias Ahok menilai bahwa rencana akuisisi saham StreetScooter itu tidak masuk akal, karena tidak layak untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
Sebelumnya, Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021.
Padahal menurut Dany, aksi ini merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat hilirisasi ekosistem baterai yakni dengan mempercepat produksi mobil listrik yang teknologi dan pasarnya sangat menjanjikan.
Ia menambahkan, ke depannya sejalan dengan agresifnya IBC dalam menjalankan roadmapnya tentu akan banyak aksi korporasi yang dilakukan.
Pasalnya, StreetScooter Engineering secara resmi telah diambilalih oleh Odin Automotive, perusahaan kendaraan bermotor yang berpusat di Luksemburg.
"Akuisisi StreetScooter dari Deutsche Post menandai pencapaian besar bagi kami dan kami memperoleh OEM (Original Equipment Manufacturer) yang terbukti dan mapan di bidang kendaraan listrik," kata CEO dan Chairman Odin Automotive Stefan Krause dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Odin disebut telah menyelesaikan transaksi akuisisi dengan Deutsche Post DHL Group yang didukung beberapa institusi keuangan dan perusahaan investasi berskala global, seperti Sparta Capital Management, Hitachi dan Neapco dari Jepang, serta GIC yang merupakan perusahaan investasi milik pemerintah Singapura.
Akuisisi ini menjadikan Odin sebagai pengendali perusahaan, pemilik hak kekayaan intelektual, dan menjadi pemilik seluruh anak usaha StreetScooter.
Baca juga: Moeldoko: Saatnya industri kendaraan listrik Indonesia mandiri
Aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah ekspansi perusahaan untuk memperluas cakupan pasar kendaraan bertenaga listrik, dari hulu sampai hilir.
Pengambilalihan juga sekaligus mengamankan aspek pengembangan sistem baterai dan manufaktur sehingga sangat menguntungkan Odin.
Sebelumnya, Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang berencana mengakusisi StreetScooter sebagai bagian membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari nikel menjadi baterai listrik lalu memiliki teknologi membangun motor dan mobil listrik Indonesia.
IBC merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero)/Inalum atau MIND ID, anak usahanya Aneka Tambang, PT Pertamina dan PT PLN.
Baca juga: Industri baterai kendaraan listrik sangat menjanjikan
Rencana akuisisi StreetScooter sebagai bagian membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari nikel menjadi baterai listrik lalu memiliki teknologi membangun motor dan mobil listrik Indonesia.
Namun, rencana tersebut sempat menuai kritik, diantaranya dari Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama.
Sejumlah media massa memberitakan, Basuki alias Ahok menilai bahwa rencana akuisisi saham StreetScooter itu tidak masuk akal, karena tidak layak untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
Sebelumnya, Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021.
Padahal menurut Dany, aksi ini merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat hilirisasi ekosistem baterai yakni dengan mempercepat produksi mobil listrik yang teknologi dan pasarnya sangat menjanjikan.
Ia menambahkan, ke depannya sejalan dengan agresifnya IBC dalam menjalankan roadmapnya tentu akan banyak aksi korporasi yang dilakukan.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment