Jakarta (ANTARA) - Kebahagiaan adalah hal yang bisa diupayakan, di sisi lain kebahagiaan juga sebuah pilihan.
​​​
Psikolog Klinis & CEO Personal Growth Ratih Ibrahim mengatakan, seseorang harus mengizinkan dirinya sendiri untuk bisa bahagia sembari mengupayakan kegembiraan itu hadir dalam hidupnya.

Baca juga: Perempuan bisa bebas mengambil inisiatif

"Kita harus buat definisi apa bahagia untuk kita, lalu mengupayakannya," kata Ratih dalam konferensi pers daring The Happiness Project, Jumat (18/3).

Apakah seseorang bisa tetap bahagia di tengah pandemi COVID-19 yang belum kunjung berakhir? Ratih menekankan, setiap orang bisa tetap bahagia meski hidup di tengah pandemi.

Langkah pertama adalah bersikap realistis. Ratih menyarankan untuk mengurangi ekspektasi dan tidak terlalu perfeksionis. Dengan demikian, bila ada hal yang tidak berjalan dengan sempurna, Anda tidak kecewa. Jalani hidup secara ikhlas.

Selanjutnya, buatlah rutinitas hidup yang baik dan menyokong kesehatan Anda. Biasakan bangun pagi dan tidur pada jam yang teratur. Berada di rumah saja bukan alasan untuk terlalu asyik di depan gawai sepanjang hari. Dia mengingatkan pentingnya untuk tidur cukup, setidaknya 6-7 jam setiap malam, kecuali untuk orang yang hanya bisa bekerja malam Masuk.

Baca juga: Survei Mondelez sebut responden ngemil untuk perbaiki kesehatan mental

​​​Masukkan aktivitas seperti olahraga agar Anda tetap aktif meski di rumah saja. Ciptakan sendiri rutinitas dan sesuatu yang pasti --kapan harus bangun, olahraga, makan, bekerja-- di tengah situasi yang tidak pasti. Dengan disiplin menjalani rutinitas, seseorang bisa lebih tenang dan punya ruang untuk mengantisipasi sesuatu. Di sisi lain, energi pun bisa dialokasikan dengan baik.

"Makan juga penting karena bisa membuat mood jadi stabil," pesan Ratih.

Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi suasana hati dan mengusir kebahagiaan.

Selanjutnya, buatlah kegiatan-kegiatan seru yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Bagi Anda yang tinggal bersama keluarga di rumah atau teman-teman di tempat kos, coba luangkan waktu untuk menonton film bersama, atau sekadar memasak hidangan dengan meniru resep dari koki ternama.

"Kemudian, jangan lupa untuk bersyukur."

Mensyukuri apa yang dimiliki, bukan cuma soal materi, tapi hal-hal lain seperti kesehatan, akan membuat seseorang bisa tetap bahagia dalam kondisi apa pun.


Baca juga: Pentingnya pertolongan pertama masalah kesehatan mental remaja

Baca juga: "Mom shaming" bisa pengaruhi kesehatan mental ibu

Baca juga: Dampak TikTok pada generasi muda diselidiki di AS

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2022