Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyatakan bahwa calon istri dari anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep yakni Erina Gudono telah menggunakan Aplikasi Elsimil untuk mencegah lahirnya bayi stunting.
“Saya sudah men-download dan mengisi semua kuesioner di aplikasi Elsimil. Sangat mudah dan jelas informasinya,” kata Erina dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima di Jakarta, Jumat.
Erina menuturkan bahwa sebagai pasangan calon pengantin, mereka telah mempersiapkan diri dalam membangun rumah tangga dengan baik. Salah satunya dengan mengisi aplikasi Elsimil untuk mendapatkan sertifikat dengan hasil yang ideal untuk hamil.
Setelah mengisi seluruh kuesioner dalam aplikasi Elsimil, Erina mengaku banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun calon ibu yang mempersiapkan kehamilan setelah menikah.
Wanita yang lahir di Pennsylvania, Amerika Serikat pada 26 tahun lalu itu turut berpesan kepada generasi muda yang sedang mempersiapkan perkawinan, untuk menjaga kesehatan diri dan pasangannya agar saat hamil nantinya dalam keadaan sehat sehingga melahirkan anak-anak yang sehat dan terhindar dari stunting.
Kaesang Pangarep turut menambahkan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya kesiapan untuk sang calon istri hamil dan memiliki anak. Dirinya percaya bahwa hal yang ditentukan oleh Erina merupakan hal terbaik dalam rumah tangga mereka.
"Punya berapa anak saya serahkan kembali ke Erina karena itu badannya Erina," kata Kaesang.
Sementara itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi pasangan tersebut karena matangnya persiapan dan perencanaan membangun rumah tangga mereka dengan melakukan pre-konsepsi melalui Elsimil.
Sebab Elsimil merupakan aplikasi yang dikembangkan BKKBN bersama dengan Kementerian Agama dimana Di dalamnya, terdapat kuesioner yang harus dijawab calon pasangan pengantin sebagai skrining awal terhadap risiko bayi yang dilahirkan dalam kondisi stunting.
Data-data yang dimasukkan dalam aplikasi adalah usia, status gizi, berat dan tinggi badan, ukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut, kadar hemoglobin (Hb) dan perilaku lain seperti perokok atau tidak.
Nantinya, calon pengantin akan didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengisi data yang diperlukan. Jika sertifikat Elsimil menunjukkan hasil kurang ideal untuk hamil, perkawinan tetap boleh digelar namun TPK akan merekomendasikan untuk menunda kehamilan.
“TPK akan memberikan intervensi yang direkomendasikan serta memonitor status gizi calon pengantin sampai kondisi pasangan tersebut membaik dan menjadi ideal untuk hamil. Selain berfungsi sebagai alat skrining dan media komunikasi dengan TPK, Elsimil juga berfungsi sebagai media edukasi tentang kesehatan reproduksi, kontrasepsi, kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, serta pencegahan kanker,” ujar Hasto.
Baca juga: BKKBN: Penguatan surveilans stunting dipengaruhi kapasitas SDMKes
Baca juga: BKKBN: 400 ribu bayi stunting lahir di Indonesia setiap tahun
“Saya sudah men-download dan mengisi semua kuesioner di aplikasi Elsimil. Sangat mudah dan jelas informasinya,” kata Erina dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima di Jakarta, Jumat.
Erina menuturkan bahwa sebagai pasangan calon pengantin, mereka telah mempersiapkan diri dalam membangun rumah tangga dengan baik. Salah satunya dengan mengisi aplikasi Elsimil untuk mendapatkan sertifikat dengan hasil yang ideal untuk hamil.
Setelah mengisi seluruh kuesioner dalam aplikasi Elsimil, Erina mengaku banyak mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun calon ibu yang mempersiapkan kehamilan setelah menikah.
Wanita yang lahir di Pennsylvania, Amerika Serikat pada 26 tahun lalu itu turut berpesan kepada generasi muda yang sedang mempersiapkan perkawinan, untuk menjaga kesehatan diri dan pasangannya agar saat hamil nantinya dalam keadaan sehat sehingga melahirkan anak-anak yang sehat dan terhindar dari stunting.
Kaesang Pangarep turut menambahkan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya kesiapan untuk sang calon istri hamil dan memiliki anak. Dirinya percaya bahwa hal yang ditentukan oleh Erina merupakan hal terbaik dalam rumah tangga mereka.
"Punya berapa anak saya serahkan kembali ke Erina karena itu badannya Erina," kata Kaesang.
Sementara itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi pasangan tersebut karena matangnya persiapan dan perencanaan membangun rumah tangga mereka dengan melakukan pre-konsepsi melalui Elsimil.
Sebab Elsimil merupakan aplikasi yang dikembangkan BKKBN bersama dengan Kementerian Agama dimana Di dalamnya, terdapat kuesioner yang harus dijawab calon pasangan pengantin sebagai skrining awal terhadap risiko bayi yang dilahirkan dalam kondisi stunting.
Data-data yang dimasukkan dalam aplikasi adalah usia, status gizi, berat dan tinggi badan, ukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut, kadar hemoglobin (Hb) dan perilaku lain seperti perokok atau tidak.
Nantinya, calon pengantin akan didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk mengisi data yang diperlukan. Jika sertifikat Elsimil menunjukkan hasil kurang ideal untuk hamil, perkawinan tetap boleh digelar namun TPK akan merekomendasikan untuk menunda kehamilan.
“TPK akan memberikan intervensi yang direkomendasikan serta memonitor status gizi calon pengantin sampai kondisi pasangan tersebut membaik dan menjadi ideal untuk hamil. Selain berfungsi sebagai alat skrining dan media komunikasi dengan TPK, Elsimil juga berfungsi sebagai media edukasi tentang kesehatan reproduksi, kontrasepsi, kesiapan pranikah, kesiapan kehamilan, serta pencegahan kanker,” ujar Hasto.
Baca juga: BKKBN: Penguatan surveilans stunting dipengaruhi kapasitas SDMKes
Baca juga: BKKBN: 400 ribu bayi stunting lahir di Indonesia setiap tahun
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment