Presiden juga akan naik sepeda bambu ke lokasi bendungan untuk peresmian
Nganjuk, Jatim (ANTARA) - Presiden Joko Widodo akan meresmikan operasional Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Kabupaten Nganjuk Pimpinan Asti Widyartini di Nganjuk, Senin mengemukakan sesuai dengan rencana Presiden Jokowi akan meresmikan operasional Bendungan Semantok di Nganjuk pada Selasa (20/12).
"Dari informasi yang kami terima, Presiden akan naik pesawat turun di Bandara Iswahjudi Magetan, kemudian ke Nganjuk," katanya.
Baca juga: PUPR gelar jajak pasar bangun PLTA Tiga Dihaji senilai Rp1,12 triliun
Ia mengatakan, Presiden akan tiba di Bendungan Semantok, Nganjuk pada Selasa sore, sekitar jam 15.00 WIB. Presiden dijadwalkan akan melakukan penanaman pohon kemudian peninjaun lokasi.
"Presiden juga akan naik sepeda bambu ke lokasi bendungan untuk peresmian," kata dia.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas Polres Nganjuk Iptu Supriyanto mengatakan untuk pengamanan rencana kedatangan Presiden Jokowi, Polres Nganjuk akan menurunkan 300 personelnya. Jumlah itu masih ditambah pengamanan dari jajaran Kodim 0810/Nganjuk.
Baca juga: PUPR: Pembangunan Bendungan Ciawi-Sukamahi capai 93 persen
"Kami di ring tiga, nanti untuk pengamanan juga dari Kodim 0810/Nganjuk. Pengamanan dilakukan di semua rute yang diperkirakan dilalui oleh rombongan Presiden," kata dia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan pembangunan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk. Program ini merupakan salah satu Program Strategis Nasional, sebagai upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan air dan pangan di Kabupaten Nganjuk.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta menjelaskan, pembangunan bendungan akan terus dilanjutkan dengan infrastruktur irigasi dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.
Baca juga: Pangdam Pattimura harap bendungan Way Apu jadi objek wisata unggulan
Pembangunan Bendungan Semantok tersebut dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR melalui dua paket pekerjaan, yakni paket satu oleh kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya – PT Pelita Nusa Perkasa, KSO, dan paket dua menggandeng PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangunnusa, KSO dengan nilai sebesar Rp1,17 triliun.
Bendungan tersebut lokasinya di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso Nganjuk, dan didesain memiliki kapasitas tampung sebesar 32,67 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Semantok.
Bendungan itu dilengkapi jaringan irigasi yang dapat berfungsi sebagai penyalur air pada saat musim kemarau guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan seluas 1.900 hektare (ha). Dengan begitu, kehadiran bendungan akan meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut.
Luas area genangan dari bendungan ini adalah 365 hektare. Bendungan ini sekaligus untuk mereduksi risiko banjir sebesar 137 m3/detik pada wilayah hilir yang dialiri Sungai Semantok saat musim hujan. Sungai Semantok panjangnya sekitar 18,19 kilometer dan daerah tangkapan air sekitar 54.032 kilometer persegi, memiliki volume aliran masuk rata-rata 64,77 m3/tahun.
Selain itu, Bendungan Semantok, Nganjuk juga dapat berfungsi sebagai upaya pemeliharaan sungai di wilayah hilir bendungan sebesar 30 liter per detik serta penyedia air baku sebesar 312 liter per detik untuk Kecamatan Rejoso.
Bendungan ini juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata di Jawa Timur yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal.
Bendungan Semantok tersebut mulai dibangun sejak Desember 2017 dengan tipe zonal inti tegak yang memiliki tinggi 38,5 meter dan panjang puncak bendungan 3.100 meter.
Dengan selesainya pembangunan Bendungan Semantok, Nganjuk, nantinya akan menambah daftar bendungan yang berada di Jawa Timur, antara lain Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, dan Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2022
0 comments:
Post a Comment