Jakarta (ANTARA) - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa kesenjangan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan Indonesia tertinggal meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang besar.
"Indonesia butuh pemimpin yang menyadari bahwa ketertinggalan Indonesia selama ini di berbagai aspek salah satunya adalah akibat adanya gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hasto menilai kepemimpinan intelektual itu penting demi membawa Indonesia menjadi bangsa hebat dan berdikari. Untuk dipahami, lanjut Hasto, pertahanan sebuah bangsa itu bukan hanya bersifat militer, namun juga non-militer.
Dengan demikian, kepemimpinan harus dibangun di berbagai bidang kehidupan.
Baca juga: Ahli: Kesenjangan generasi sebabkan perbedaan tingkat adopsi teknologi
Baca juga: Teknologi jembatani kesenjangan manusia dan ekonomi di Society 5.0
"Maka kepemimpinan kita harus di segala bidang, dan hanya bisa kita lakukan jika kita menguasai ilmu-ilmu dasar, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta riset. Tak ada negara yang besar tanpa penguasaan ilmu-ilmu dasar," tutur Hasto.
"Negara kita ini kaya akan sumber daya. Tapi ketika ada gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita seringkali tertinggal dalam banyak aspek," ucapnya menambahkan.
Dalam konteks itu pula, Hasto meminta kepada para mahasiswa Universitas Pertahanan dan anak-anak muda Indonesia untuk menggali ilmu sekuatnya agar memiliki ide untuk masa depannya dan masa depan bangsa-negara.
"Hidup tanpa ide bagi masa depan, sama saja melangkah tanpa arah. Tak tahu bergerak ke mana. Ide dan imajinasi itu diawali dengan suatu tradisi membaca buku, dengan kepemimpinan intelektual. Itu sudah dibuktikan para pendiri bangsa kita," ujar Hasto.
"Di tangan mahasiswa dan para anak muda inilah masa depan bangsa. Maka gembleng lah diri Anda tanpa kenal lelah demi kepentingan bangsa dan negara. Kemajuan Indonesia Raya bisa terjadi jika anak muda punya fighting spirit dan daya juang demi masa depan," ujarnya.
"Indonesia butuh pemimpin yang menyadari bahwa ketertinggalan Indonesia selama ini di berbagai aspek salah satunya adalah akibat adanya gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hasto menilai kepemimpinan intelektual itu penting demi membawa Indonesia menjadi bangsa hebat dan berdikari. Untuk dipahami, lanjut Hasto, pertahanan sebuah bangsa itu bukan hanya bersifat militer, namun juga non-militer.
Dengan demikian, kepemimpinan harus dibangun di berbagai bidang kehidupan.
Baca juga: Ahli: Kesenjangan generasi sebabkan perbedaan tingkat adopsi teknologi
Baca juga: Teknologi jembatani kesenjangan manusia dan ekonomi di Society 5.0
"Maka kepemimpinan kita harus di segala bidang, dan hanya bisa kita lakukan jika kita menguasai ilmu-ilmu dasar, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta riset. Tak ada negara yang besar tanpa penguasaan ilmu-ilmu dasar," tutur Hasto.
"Negara kita ini kaya akan sumber daya. Tapi ketika ada gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita seringkali tertinggal dalam banyak aspek," ucapnya menambahkan.
Dalam konteks itu pula, Hasto meminta kepada para mahasiswa Universitas Pertahanan dan anak-anak muda Indonesia untuk menggali ilmu sekuatnya agar memiliki ide untuk masa depannya dan masa depan bangsa-negara.
"Hidup tanpa ide bagi masa depan, sama saja melangkah tanpa arah. Tak tahu bergerak ke mana. Ide dan imajinasi itu diawali dengan suatu tradisi membaca buku, dengan kepemimpinan intelektual. Itu sudah dibuktikan para pendiri bangsa kita," ujar Hasto.
"Di tangan mahasiswa dan para anak muda inilah masa depan bangsa. Maka gembleng lah diri Anda tanpa kenal lelah demi kepentingan bangsa dan negara. Kemajuan Indonesia Raya bisa terjadi jika anak muda punya fighting spirit dan daya juang demi masa depan," ujarnya.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment