Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan semua pihak mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang aman untuk anak.
“Dengan masih adanya temuan kasus yang melibatkan anak sebagai korban, hal tersebut menjelaskan bahwa anak masih berada dalam lingkungan yang tidak aman," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin, terkait peringatan Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli.
Dia juga mendorong pemerintah bersama penegak hukum dan seluruh elemen bangsa memastikan anak-anak di Indonesia terbebas dari segala bentuk kekerasan.
"Mari jadikan peringatan Hari Anak Nasional 2023 sebagai momentum memperkuat komitmen untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak,” katanya menegaskan.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: pemerintah giatkan program cegah kriminalitas anak
Menurut dia, masih banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan anak sebagai korban. Puan merinci berbagai kekerasan tersebut mulai dari bentuk psikis hingga kekerasan fisik, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan terhadap anak tercatat sebanyak 11.057 kasus pada 2019, meningkat 221 kasus pada 2020 menjadi 11.278 kasus.
Kekerasan pada anak kembali meningkat pada tahun 2021 mencapai 14.517 kasus. Bahkan pada tahun 2022, angkanya semakin tinggi sebanyak 16.106 kasus.
"Tren peningkatan kasus kekerasan pada anak ini membuktikan bahwa masih ada yang kurang dalam sistem perlindungan terhadap anak di Indonesia," jelas Puan.
Baca juga: Presiden tekankan perlindungan anak pertaruhan masa depan bangsa
Menurut Puan, diperlukan suatu sistem yang lebih kuat dalam pencegahan dan pengawasan terhadap kekerasan anak.
"Tentunya sistem dari pemerintah harus didukung peran serta dari keluarga maupun masyarakat itu sendiri karena dukungan dari lingkungan terdekat akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak sehingga anak juga terbebas dari teror-teror kekerasan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Puan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong menciptakan lingkungan yang aman bagi anak, mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan hingga lingkungan bermasyarakat.
"Pada peringatan Hari Anak ini, saya mengajak para orang tua, keluarga, guru, tenaga pendidik di luar sekolah, dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk juga menjaga kesehatan mental anak karena kekerasan bukan hanya datang secara fisik, tapi juga psikis," kata Puan.
Baca juga: Hari Anak, Menteri Bintang berpesan anak-anak terus timba ilmu
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin instruksikan suara anak didengar dan dilaksanakan
“Dengan masih adanya temuan kasus yang melibatkan anak sebagai korban, hal tersebut menjelaskan bahwa anak masih berada dalam lingkungan yang tidak aman," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Senin, terkait peringatan Hari Anak Nasional (HAN) setiap tanggal 23 Juli.
Dia juga mendorong pemerintah bersama penegak hukum dan seluruh elemen bangsa memastikan anak-anak di Indonesia terbebas dari segala bentuk kekerasan.
"Mari jadikan peringatan Hari Anak Nasional 2023 sebagai momentum memperkuat komitmen untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak,” katanya menegaskan.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: pemerintah giatkan program cegah kriminalitas anak
Menurut dia, masih banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan anak sebagai korban. Puan merinci berbagai kekerasan tersebut mulai dari bentuk psikis hingga kekerasan fisik, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan terhadap anak tercatat sebanyak 11.057 kasus pada 2019, meningkat 221 kasus pada 2020 menjadi 11.278 kasus.
Kekerasan pada anak kembali meningkat pada tahun 2021 mencapai 14.517 kasus. Bahkan pada tahun 2022, angkanya semakin tinggi sebanyak 16.106 kasus.
"Tren peningkatan kasus kekerasan pada anak ini membuktikan bahwa masih ada yang kurang dalam sistem perlindungan terhadap anak di Indonesia," jelas Puan.
Baca juga: Presiden tekankan perlindungan anak pertaruhan masa depan bangsa
Menurut Puan, diperlukan suatu sistem yang lebih kuat dalam pencegahan dan pengawasan terhadap kekerasan anak.
"Tentunya sistem dari pemerintah harus didukung peran serta dari keluarga maupun masyarakat itu sendiri karena dukungan dari lingkungan terdekat akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak sehingga anak juga terbebas dari teror-teror kekerasan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Puan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong menciptakan lingkungan yang aman bagi anak, mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan hingga lingkungan bermasyarakat.
"Pada peringatan Hari Anak ini, saya mengajak para orang tua, keluarga, guru, tenaga pendidik di luar sekolah, dan seluruh elemen masyarakat lainnya untuk juga menjaga kesehatan mental anak karena kekerasan bukan hanya datang secara fisik, tapi juga psikis," kata Puan.
Baca juga: Hari Anak, Menteri Bintang berpesan anak-anak terus timba ilmu
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin instruksikan suara anak didengar dan dilaksanakan
Pewarta: Fauzi
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment