"Indonesia sukses menggelar KTT ASEAN karena sukses mengenalkan pariwisata Indonesia,"
Surabaya (ANTARA) - Ketua Pusat Studi ASEAN Universitas Airlangga Surabaya Vinsensio Dugis, Ph.D., menyebut Indonesia telah sukses menyelenggarakan KTT ke-42 ASEAN atau ASEAN Summit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur."Indonesia sukses menggelar KTT ASEAN karena sukses mengenalkan pariwisata Indonesia," kata Koordinator Program Magister Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga di Surabaya, Senin.
Meski demikian, Dugis sapaannya, mengatakan Indonesia masih mempunyai PR terkait tema besar ASEAN Matters: Epicentrum of Growth dan apa yang menjadi target dari tema tersebut.
Dia menjelaskan bahwa tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth secara spesifik diangkat untuk menghadapi setidaknya dua kondisi besar yang sebelumnya dihadapi ASEAN.
Persoalan pertama adalah terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Persoalan tersebut dianggap serius karena jumlah kasus yang terjadi semakin meningkat.
"Kasus ini tidak bisa diselesaikan satu pihak karena melibatkan negara di ASEAN. Jadi perlu kerja sama antaranegara di kawasan ASEAN. Misalnya koordinasi di tingkat kepolisian dan aparat lain, termasuk juga hukum atau norma ASEAN," kata dia.
Persoalan kedua yang menjadi PR besar lain adalah persoalan krisis di Myanmar. Hingga saat ini krisis politik di Myanmar masih terjadi meski telah terjadi kesepakatan di tingkat ASEAN.
"Saya memandang legitimasi ASEAN melemah terlihat dari diabaikannya kesepakatan yang telah diambil tahun lalu. Jadi kita perlu lihat konkretnya seperti apa," tuturnya.
Namun, dia juga mengapresiasi sikap keras ASEAN yang tidak mengundang Myanmar pada KTT kali ini. Hal itu merupakan tindakan kongkret yang menunjukkan upaya untuk menempatkan ASEAN kembali pada posisi sentral.
"Tapi memang jika melihat itu, tentu tidak bisa sekarang dinilai sukses atau tidak. Perlu langkah-langkah kongkret yang diambil para anggota ASEAN dan ketua ASEAN selanjutnya," ujarnya.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2023
0 comments:
Post a Comment