Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam) Lodewijk F. Paulus berharap Kroasia dapat menjadi pintu masuk bagi ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia melalui pelabuhan lautnya ke kawasan Eropa bagian tengah dan timur.
"Kita tahu kan kita masih bermasalah dengan CPO kita untuk masuk ke Uni Eropa. Nah, diharapkan dengan pintu masuk pelabuhan pelabuhan-modern di Kroasia diharapkan ini jadi pintu masuk CPO," kata Lodewijk usai menerima kunjungan kehormatan delegasi parlemen Kroasia (Sabor) di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Lodewijk pun menyambut baik kunjungan parlemen Kroasia ke DPR RI pada hari ini, di mana Indonesia dan Kroasia sendiri telah memulai hubungan diplomatik sejak tahun 1992.
Dia menilai meski merupakan negara nisbi kecil di Eropa, namun Kroasia memiliki pelabuhan laut yang bagus dengan tiga pelabuhan modern di dalamnya sehingga merupakan mitra kerja sama yang strategis di kawasan Balkan.
"Karena sebenarnya tidak ada alasan bagi Uni Eropa melarang kita karena kita sudah mendapatkan pengakuan dari Uni Eropa sebagai bagian dari clean energy. Nah, peluang itu sangat besar. Tentunya bicara hubungan bilateral, tentunya harus menguntungkan. Tentunya kita lihat apa sih yang bisa masuk ke sana, dan apa yang katakan Eropa dari Kroasia bisa masuk ke Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Ukraina setuju gunakan pelabuhan Kroasia untuk ekspor biji-bijian
Dia menuturkan dalam pertemuan tersebut juga membahas perihal kerja sama bidang pertahanan dan keamanan, khususnya minat Kroasia dalam menjajaki potensi kerja sama yang lebih intensif dengan Indonesia.
Termasuk, lanjut dia, dalam mencegah potensi konflik limpahan akibat ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina terhadap Kroasia, maupun dampak yang dialami oleh Indonesia sendiri.
"Jangankan Kroasia yang lebih dekat dengan Rusia maupun Ukraina. Kita sendiri kan merasa dampaknya, karena apa? Kita banyak mengimpor gandum dari Rusia maupun Ukraina. Satu hal yang membahagiakan kita bahwa kita itu pada sisi yang sama, pendekatan yang sama bagaimana kita peduli kepada perdamaian. Nah, itu juga tentunya mereka siap, Indonesia juga siap menjadi moderator bagaimana supaya konflik antara Rusia-Ukraina ini tidak berkelanjutan, bisa kita selesaikan,” tuturnya.
Menurut dia, permasalahan geopolitik wajib dituntaskan lantaran dapat berdampak kepada semua sektor, salah satunya masalah ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga-harga dan biaya hidup.
"Dan kita semuanya sudah rasakan. Kita belum tahu bagaimana kalau nanti di Eropa musim dingin seperti apa dampaknya? Itu juga kita harapkan dengan kita hadir pendekatan melalui Parlemen mudah-mudahan konflik antara Rusia dan Ukraina dapat segera kita redam, kita selesaikan," tambah Lodewijk.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta, anggota BKSAP DPR RI Ravinda Airlangga, dan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Kroasia Ferdiansyah.
Adapun delegasi parlemen Kroasia yang hadir yakni Wakil Ketua Parlemen Kroasia Davorko Vidovic, anggota parlemen dan Grup Persahabatan Kroasia-Indonesia Ivan Celic, serta Duta Besar Republik Kroasia untuk RI dan ASEAN Nebojsa Koharovic.
"Kita tahu kan kita masih bermasalah dengan CPO kita untuk masuk ke Uni Eropa. Nah, diharapkan dengan pintu masuk pelabuhan pelabuhan-modern di Kroasia diharapkan ini jadi pintu masuk CPO," kata Lodewijk usai menerima kunjungan kehormatan delegasi parlemen Kroasia (Sabor) di Ruang Delegasi, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Lodewijk pun menyambut baik kunjungan parlemen Kroasia ke DPR RI pada hari ini, di mana Indonesia dan Kroasia sendiri telah memulai hubungan diplomatik sejak tahun 1992.
Dia menilai meski merupakan negara nisbi kecil di Eropa, namun Kroasia memiliki pelabuhan laut yang bagus dengan tiga pelabuhan modern di dalamnya sehingga merupakan mitra kerja sama yang strategis di kawasan Balkan.
"Karena sebenarnya tidak ada alasan bagi Uni Eropa melarang kita karena kita sudah mendapatkan pengakuan dari Uni Eropa sebagai bagian dari clean energy. Nah, peluang itu sangat besar. Tentunya bicara hubungan bilateral, tentunya harus menguntungkan. Tentunya kita lihat apa sih yang bisa masuk ke sana, dan apa yang katakan Eropa dari Kroasia bisa masuk ke Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Ukraina setuju gunakan pelabuhan Kroasia untuk ekspor biji-bijian
Dia menuturkan dalam pertemuan tersebut juga membahas perihal kerja sama bidang pertahanan dan keamanan, khususnya minat Kroasia dalam menjajaki potensi kerja sama yang lebih intensif dengan Indonesia.
Termasuk, lanjut dia, dalam mencegah potensi konflik limpahan akibat ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina terhadap Kroasia, maupun dampak yang dialami oleh Indonesia sendiri.
"Jangankan Kroasia yang lebih dekat dengan Rusia maupun Ukraina. Kita sendiri kan merasa dampaknya, karena apa? Kita banyak mengimpor gandum dari Rusia maupun Ukraina. Satu hal yang membahagiakan kita bahwa kita itu pada sisi yang sama, pendekatan yang sama bagaimana kita peduli kepada perdamaian. Nah, itu juga tentunya mereka siap, Indonesia juga siap menjadi moderator bagaimana supaya konflik antara Rusia-Ukraina ini tidak berkelanjutan, bisa kita selesaikan,” tuturnya.
Menurut dia, permasalahan geopolitik wajib dituntaskan lantaran dapat berdampak kepada semua sektor, salah satunya masalah ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga-harga dan biaya hidup.
"Dan kita semuanya sudah rasakan. Kita belum tahu bagaimana kalau nanti di Eropa musim dingin seperti apa dampaknya? Itu juga kita harapkan dengan kita hadir pendekatan melalui Parlemen mudah-mudahan konflik antara Rusia dan Ukraina dapat segera kita redam, kita selesaikan," tambah Lodewijk.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta, anggota BKSAP DPR RI Ravinda Airlangga, dan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Kroasia Ferdiansyah.
Adapun delegasi parlemen Kroasia yang hadir yakni Wakil Ketua Parlemen Kroasia Davorko Vidovic, anggota parlemen dan Grup Persahabatan Kroasia-Indonesia Ivan Celic, serta Duta Besar Republik Kroasia untuk RI dan ASEAN Nebojsa Koharovic.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2023\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
0 comments:
Post a Comment